Bahasa dan Iba Kontinental Eropa pada Ukraina
Salah satu hal yang paling mengganggu benak saya —— bukan karena saya menulis cukup panjang/meriset (lagi) cukup mendalam (tentang) Palestina di Mei 2021 (saat Lebaran dibunuh dan dibom Israel, sepanjang 3 pekan), adalah tentang penerimaan warga Eropa terhadap pengungsi Ukraina. Utamanya negara-negara berbasis rumpun Slavik dan Visigoth.
contoh perbedaan signifikan alfabetis Polish dan Ukraine:
Sebagai lulusan HI, saya paham betul sudah sejak amat lama tentang ketidakadilan pemberitaan dan perhatian nasib “non kaukasian” di seluruh dunia. saya menemukan memme map bagaimana negara2 kaukasian + Australia & NZ selalu akan diliput, sementara region lain “mengenaskan”. region timteng dan afrika utara ditulis “thought & prayer”, dan sisa Afrika, Amerika Latin , Asia lainnya ditulis “we dont care”. Tapi saya masih terus kepikiran apa yang sebetulnya terjadi dalam (benak) warga Eropa kontinental (non Britania) yang amat menerima Ukraina, justru karena ——- viralnya selorohan ditengah Malaysia - Indonesia.
Jadi ternyata bahwa usia 5 tahun-26/28 tahun di Malaysia kini amat masif membiasakan (ber)bahasa Indonesia dibanding bahasa Melayu. Malaysia itu populasinya 32,4 jutaan jiwa. Dengan kemungkinan transfer guru besar-besaran untuk “memintarkan Malaysia” di 60-an dan para keturunannya, saya berpikir bahwa setidaknya ada 13-14 juta warga Malaysia yang sebetulnya penutur Bahasa Indonesia, tapi mereka hanya silent majority dan tidak menampakkan terang-terangan berbahasa Indonesia selama puluhan tahun. Sampai ternyata tren berbahasa Indonesia amat meluas di Malaysia.
Padahal yang sukses “menyerang” sektor bayi dan anak-anak sebetulnya Malaysia (dengan Upin-Ipin). Saya ingin menghighlight bahwa situasi pembiasaan berbahasa lebih mudah terjadi di kalangan / saat masih bayi/anak-anak dibanding sudah terlanjur remaja apalagi dewasa. Tapi, alih-alih Gen-Z Indonesia terpapar Upin-Ipin 16-18 tahun lalu sehingga pelan-pelan memakai bahasa melayu. Yang terjadi, Gen-Z di Malaysia yang malah lebih fasih bahasa Indonesia
Hal ini (kondisi Indonesia-Malaysia) sungguh kontras dengan struktur bahasa (setidaknya) Polandia dan Ukraina. alfabetik mereka sangat berbeda, tidak seperti Italia-Spanyol-Portu(gis) yang agak mirip-miri misalnya. Lebih jauh lagi, Jika dibandingkan lagi antara Ceko, Slovakia, Ukraina, Polandia, trio Baltik (Lithuania, Latvia, estonia), struktur bahasa dan alfabetisnya benar-benar amat berbeda, kecuali Ceko - Slovakia yang pecahan misalnya.
Saya coba menggambarkan kayak gini: situasi berbahasa Ukraina dan Polandia sejomplang Indonesia dan Vietnam. Tapi entah kenapa Ukraina begitu ditolong Polandia. Bahkan utamanya Polandia, warga Ukraina merasa Polandia *seolah kampung halamannya yang lain*, dan ingin tetap di Polandia, tidak sekaya Jerman katakanlah, agar gampang pulang lagi ke Ukraina.
Anda mungkin ingat bahwa Euro 2012, Ukraina dan Polandia menjadi tuan rumah bersama. Anda mungkin membaca berita bahwa di berbaga stasiun di Jerman dan polandia, ditinggal begitu saja stroller/kereta bayi kosong agar dipakai siapapun perempuan dan anak kecil yang tiba ke Jerman dan Polandia via kereta. Atau negara2 Baltik sampai bikin konvoi ambulan superpanjang hanya demi menjemput pengungsi Ukraina, dimana laki-lakinya (Ukraina) harus menjaga tanah air, bumi pertiwi Ukraina.
Privilege yang sangat unik, dimana hal itu tidak dinikmati Palestina, Yaman, Afghanistan, Iraq, Lebanon Suriah misalnya. Ada yang bilang bahwa (karena) Ukraina lebih civilized dibanding (sebagian) besar Timteng, atau lebih kaya secara kapita. OK, Ukraina sekitar 12k dollar per kapita, sementara agresornya Rusia (yang Ruble per 31 Maret 2022 ini tiba2 membalik menguat) sekitar 21k dollar per kapita (setara Rubel setempat). Sementara Palestina, Yaman, Afghanistan mungkin kira-kira 1000an dollar saja.
Tapi Civilized? Apakah anda akan mengatakan Bella Hadid dan Gigi Hadid tidak civilized dibanding Gal Gadot (pure yahudi, dan benar-benar di Israel) atau Natalie Portman (Yahudi tapi sudah lama di Amrik)? Banyak banget lho sebetulnya model2 Palestina dan bukan cuma Bella dan Gigi, tapi tidak sampai mendapat spotlight seperti The Hadids. Ya, seperti substack saya yang lama, Ukraina itu juga banyak banget model-modelnya (bisa baca di sini). Bahkan mungkin secara paras, lebih cantik-cakep (laki dan perempuannya) dibanding rerata warga Rusia (yang dimana Rusia juga banyak banget model koq).
Saya terpaksa memisahkan (ke)bangsaan rumpun Visigoth (Jerman, Swis, Austria, Liechtenstein, Luxemburg) dan Slavik-Baltik (Ceko, Slovakia, Polandia, Slovenia, Tri Baltik Estonia-Lithuania-Latvia), dengan Inggris/Brit, karena perlakuan pengungsi Ukraina di Inggris ternyata ya …cukup buruk, terlepas UK sendiri amat jorjoran kirim senjata ke Ukraina.
Ada logika lain. Secara peta, diluar Rusia dan Ukraina, bentuk bebagai negara yang bersebelahan dengan Rusia-Ukraina semelengkung bulan sabit, dari ujung atas Finlandia hingga melengkung ke Turki di sisi selatan. Bahwa Ukraina terlanjur diremuk oleh Rusia, maka “para tetangga bulan sabit” membantu sebisa mungkin sebagai iba bahwa mereka suatu waktu bisa saja diremuk oleh Rusia juga. Sehingga saat ukraina yang terpaksa menanggung sementara, menahan Rusia, negara-negara “area seolah bulan sabit” sebisa mungkin menolong Ukraina “dengan segala cara”. Bahkan meski tutur bahasa mereka amat berbeda pelafalannya.
Untuk menunjukkan lebih jelas, bukan semata (bahasa) polandia dan Ukraina yang amat berbeda tapi kenapa Polandia begitu “welas asih” menolong tetanggannya, saya sampaikan bertapa rumitnya sebetulnya bahasa Ukraina bahkan dibanding Rusia, padahal (hampir) mirip:
Saya masih cukup bertanya apakah sebatas iba dan “ketakutan bernasib serupa”, sehingga negara2 sebelahnya Ukraina bahu-membahu membantu, bahkan meski tidak berbahasa yang sama.
Saya mau menganalogikan situasi Indonesia - Malaysia, yang meski Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu sedikit berbeda, tapi tetap serumpun. Mungkin problemnya karena terpisah laut (kecuali yang Kalimantan). Dan Indonesia sepenuhnya “kayak Inggris” : negara kepulauan. Jadi tidak ada benak “jiwa sesama kontinental”, untuk (lebih) bahu-membahu menolong, seperti yang dilakukan “para tetangga Ukraina”.
Tapi sekali lagi, jika anda mengatakan bahwa (Palestina) tidak lebih Civilized untuk lebih ditolong dibanding (situasi) Ukraina, tolong banget anda googling Bella dan Gigi Hadid.