Should James Harden and the Houston Rockets embark on a new beginning this summer — nearly three years after their breakup that was both messy and misunderstood — it will be a reunion born out of what so many believed was their ending.
The deal to Brooklyn that finally went down on Jan. 13, 2021, was already done, with Harden heading to the Nets in a blockbuster involving four teams, three first-round picks, four first-round pick swaps and players. But Rockets owner Tilman Fertitta, whose unabashed love of all things Harden was no secret during their three and a half years contending for titles together, had a message to share with his soon-to-be former franchise centerpiece on his way out the door.
*photo by Alex Subers, Team Documentation/Photographer for Philadelphia 76ers Sixers
“You’re always welcome back here,” he told him in so many words during a goodbye phone call between the two.
But more than two years later, with Harden focused on his championship pursuits with the Philadelphia 76ers these days and the speculation over what he’ll do in free agency already in full swing, the more important part about that final Rockets conversation was what came next. Harden, sources with knowledge of the situation say, made it abundantly clear the feeling was mutual. There were no promises made that day — on either side — but everyone who was part of those final Harden days in Houston knew there were strong indications he’d be back, specifically, in the summer of 2023.
Fast forward to the present day, and the whispers about a Harden-Rockets reunion are louder than ever. Never mind that this Harden-Joel Embiid iteration of the Sixers looks as capable as ever of winning the whole thing, or that the Rockets are in the midst of the worst three-season stretch in franchise record.
But like Pina’s The Ringer: despite his growing older, Harden now the central orchestra of Sixers.
=============================
Keluarga saya, dan berbagai kolega dekat di Eropa dan Amerika tahu betul betapa saya nge-fans setidaknya tiga orang: Muller (di Timnas Jerman pakai angka 13), Ballack (di klub apapun dan di timnas pakai angka 13), dan Harden (selalu pakai angka 13 di klub basket apapun dan di Timnas Basket AS—-tapi tidak di Sixers). Mendekati obsesif kayaknya. Tambahan pejelasan kenapa Harden tidak pakai nomor 13 di Sixers: nomor 13 oleh Sixers sudah dipensiunkan/hanging a rafter, karena dulu ada legenda scoring, sama gilanya scoringnya kayak harden, bernama Wilt Chamberlain. Sehingga Harden harus pakai nomor lain (dia memilih: 1)
30 menit sebelum saya mengetik Substack, publik netihen (utamanya) di Amerika dihebohkan postingan Kevin Durant/KD (Brooklyn Nets). Dia ga pakai tulisan apapun, tapi memposting dua foto. posenya beda, tapi ada Charles Barkley dan Hakeem Olajuwon. Bagi banyak orang, ini sindiran balik KD saat Charles Barkley mencaci-menyindir kegagalan Brooklyn Nets, dengan segala mahabintangnya lainnya, yaitu Kyrie Irving, gagal lolos ke Semifinal Playoff. Lebih apes: kalah 4-0 dari Celtics (orang menyebutnya “SWEEP”, tidak bisa menang sama sekali minimal satu game pun).
Saat di Rockets, dengan ada Hakeem Olajuwon, Rockets malah tidak bisa juara saat ada juga Charles Barkley. Rockets bisa juara saat malah ga ada Barkley (1994, 1995). Sampai pensiun, Barkley tidak pernah juara sama sekali. Baik Barkley dan Harden tetap masuk legenda NBA75: list 75 pemain NBA terbaik sepanjang masa.
Saya berusaha sedikit membahas betapa warga, sebagian warga NY, bisa sangat membela Muslim —- suatu hal yang amat langka jika dirujuk WTC. Tapi saya berusaha tetap fokus ke … Harden.
Harden bagi saya, bagi banyak pemujanya (nyaris pemuja buta): harusnya minimal 6x MVP dia dapet, dan minimal dia dapet 2 kali juara NBA. Tapi sejauh ini dia hanya mendapat 1 MVP dan belum pernah juara NBA. Ketidakadilan penjurian MVP, dan segala kesialan Harden di momen2 supergenting, membuat saya, dan mungkin nyaruis semua fans Harden: fans paling statistic-minded di antara fans pemain NBA lainnya. Karena kegagalan berulang Harden mendapat (minimal) MVP sangat ga masuk akal disaat secara statistiknya jelas-jelas bagus banget. Ketidakadilan yang dialami Harden ini membuat saya, dan fans-nya, justru makin brutal katakanlah membela dan mendukung Harden.
Tahun ini lagi-lagi Harden mendekati kesialan: Embiid, temannya di Sixers, cedera jempol amat parah. Embiid mengatakan bersikeras akan operasi seetlah musim usai dan memaksa main apapun keadaannya. Kenyataannya, setelah Sixers menang 3-0, Sixer kini terkejar jadi 3-2. Game 6 akan berlangsung di Toronto besok Jumat.
Harden terlalu sering mendekati musibah di sesi Playoff. Sebagai catatan, jika dihitung sejak 2011, hanya Harden satu-satunya pemain NBA saat ini yang selalu lolos Playoff. LeBron? HAHAHAHAHA. Bahkan pemain yang selalu dibesar-besarkan terbaik sepanjang masa ini ga lolos tahun ini ke Playoff.
Bagi saya, King James tetaolah Harden. bukan LeBron. dengan segala kesialan. Saya bersimpati betul atas kesialannya.
Mungkin secara personal Harden melekat betul dalam benak saya: kesialan, pembuktian.
Harden tiap tahun selalu dapat musibah playoff. Dari rekannya Chris Paul tiba-tiba nyeri area pantat-tungaki belakang. Kemudian Russell Westbrook remuk cara shootingnya. Kemudian tahun lalu dirinya sendiri yang cedera berat. Dirinya cedera Grade 2 (bukan Grade 1, artinya amat bahaya) Hamstring, tapi memaksakan main di Game 5, 6 ,7 Semifinal East Conference. Nets kalah melawan Bucks. Musim ini, seperti dijelaskan: Embiid (Sixers) cedera parah di jempol, tapi Embiid memaksakan main karena “ya ga mungkin juga kan operasi saat ini”.
Tahun ini Harden menghadapi kesulitan amat berat —- berupa cacian fans Nets (sebelum dia pindah ke Sixers). Fans Nets sangat megidolakan Kyrie, muslim, dan antivaxx. Sampai detik ini Kyrie tidak mau divaksin covid, disaat warga NY (NY state, atau spesifik kota NYC saja) termasuk tertinggi dibanding negara bagian atau dibanding kota lainnya di Amrik secara kapita. 998k warga AS wafat, dan Kareem Abdul-Jabbar memaki LeBron yang pernah mengecilkan bahaya Covid, Kareem menulis di substack.
Entah apa di benak Nets, tapi Kyrie sangat dipuja bahkan setelah Nets kalah 4-0 atas Celtics di Playoff. Terlalu egoistik karena tidak mau divaksin, dan berkali-kali menyalahkan orang lain (& bukan dirinya) atas jeleknya keseluruhan performa Nets sepanjang musim.
Harden sempat bermain 46 games untuk Nets musim ini (tahun lalu 40 games untuk Nets), dan bahkan lebih banyak dibanding total games Kyrie. tapi bagi Nets, segalanya adalah Kyrie. Harden mendapat rumah baru di Sixers. Musim lalu, Nets di seed nomor 2, menang 4-1 melawan Celtics yang seed nomor 7. Musim ini, seperti dijelaskan diatas, Nets (seed nomor 7) kalah 4-0 lawan Celtics (seed nomor 2). Setimpang itu efek Harden setelah pindah dari Nets. Catatan tambahan: sampai laga terakhir Harden di Nets, Nets masih urutan 1/seed nomor 1.
Kembali Charles Barkley. Selain pernah di Rockets, kebetulan dia pernah juga di Sixers. Harden juga pernah di Rockets dan kini Sixers. Barkley sejak Harden masih di Oklahoma, amat kritis dengan performa naik turun Harden, utamanya saat Harden memasuki Playoff. Istilahnya: Harden terlalu jor-joran di sesi reguler, tapi karena keletihan, malah remuk saat masuk tahap Playoff. Barkley (ex SIxers) mungkin amat peduli utamanya Harden tahun ini, bukan semata kesamaan Sixers-Rockets: Barkley ingin Harden tidak mengalami kesialan Barkely yang tidak pernah juara sama sekali.
Bagi fans hardlinernya seperti saya, Sixers adalah surga bagi Harden (terlepas kini agak kritis karena cedera parah Embiid di jempol tangannya). Harden tidak lagi perlu scoring 30-45 points tiap laga. Harden tidak perlu lagi berurusan dengan antivaksin dan kebetulan disembah sebegitunya oleh fansnya, kayak Kyrie (yang kebetulan Muslim). Berbagai petinggi di Sixers adalah “orang-orang pro Harden banget”: Michael Rubin, Daryl Morey. Bahkan legenda Philadelphia, musisi Meek Mill (ditahan tapi ternyata tidak bersalah sama sekali/kesalahan ekeksusi hukuman kurungan bertahun-tahun) adalah teman dekatnya Harden.
Saya berharap betul Harden juara. (sama kayak saya) dirinya terlalu banyak menjalani musibah dalam perjalanan karir berbasketnya.
I will read more carefullly after much needed sleep. Thank you for writing!