Dari awalnya mencari nama email dosen2 baru HI UGM, menyadari deretan nama dari atas ke bawah di web HI UGM, saya baru menyadari:
Ga ada satu pun HI UGM 07 08 09 di daftar dosen.
Ada 03 (2 orang), 04 (2 orang), 05 (1 orang), 06 (2 orang), lalu loncat ke angkatan 10 (2010)
Saya berusaha mengingat terpecah - terpencarnya angkatan yang dianggap (pernah) “memegang rekor amat banyak lulus super cepat di HI UGM---baru dikalahkan 6 tahun lalu seingat saya”. Seingat saya satu 07 dosen di Undip, 2 (atau 3) di UNS, 1 di Bali, 1 di Bandung.
Saya sedih teman dekat saya (HIUGM 07) di LIPI entah bagaimana nasibnya setelah proses huru-hara di LIPI masalah restrukturisasi, peleburan, apalah itu teknisnya sebetulnya. Saya ingat betul, dulu sekali teman LIPI saya ini pingin banget di suatu MNC berkantor Plaza Senayan-Senayan Sentral, karena (sok-sokan) mencoba mengincar gaji 25-an juta per 2012. 9 tahun lalu. Semoga teman baik saya di LIPI ini baik-baik saja dan tetap berlimpah rezeki ditengah kegamangan yang terjadi di LIPI. dia baik, amat baik. “Amat mestakung”. Kalau saya bilang “amat baik” itu standarnya benar-benar amat tinggi. Orang lain bisa aja bilang si A si Z baik tapi saat saya kenal, saya bisa aja bilang biasa aja. Dia apes, dan semoga dia baik-baik saja teman LIPI saya ini.
Tapi saya coba ingat2 pula, saya baru menyadari bahwa ternyata banyak sekali 07 di HI kampus lain yang tidak jadi dosen---padahal sebetulnya amat pintar. “Ga ada obat pinternya”. Saya cuma bisa mengetahui 1 saja HI Unair, lalu 1 HI Jember, 1 HI Unibraw. Tapi saya ga sanggup lebih mencari, bukan sama sekali malas---lebih karena saya ga mau mencari privasi orang. Berbagai medsos dan email saya sempat mengalami gangguan sejak Minggu. Sampai terpaksa saya call pengacara.
-------------
Saya (sempat) berpikir betapa tertinggalnya keilmuan saya, bahkan meski saya tetap aktif menulis (entah diposting, atau cuma masuk jurnal, atau cuma masuk redaksi koran lokal dan asing). Padahal, secara tidak sengaja (/ memang sudah harusnya lahir) saya lahir pada 2 Agustus.
Anda akan menemukan berbagai tanggal peperangan, atau setidaknya linimasa proses peperangan, dari tanggal ini. Tentu saja yang paling terkenal, invasi Iraq ke Kuwait. Cerita mama saya, pokoknya saat di sudah sadar dan bisa menyusui saya, malam hari (2 Agustus) berita TVRI, RCTI, SCTV intens menyampaikan hal tentang invasi Iraq. CNN juga mulai benar-benar terkenal karena invasi ini. Saya lahirnya sebetulnya amat dini hari, sebelum subuh datang. Mungkin itu sebabnya saya suka sekali memastikan saya mengucap ultah orang lain 00.01. Entahlah lol. Saya lahir Kamis tengah malam.
Sebagai manusia yang (ndilalah) lahir di tanggal yang HI banget, saya gagal untuk mencicipi resmi dosen penuh. Mungkin saya ga sabaran. Atau toh dulu juga bottle neck proses rekruitmen di berbagai kampus. Saya ga yakin bahwa ketidaksabaran (siapapun HI, berbagai kampus) bernomor angkatan 2007 terjadi merata. Pasti ada aja yang jauh lebih sabar nunggu bottle neck. Atau ditengah ketidaksabaran itu, mendapati profesi lain-----dan akhirnya nyaman, dan si (entah siapapun, tapi 07) memilih dadah dadah ke cita-cita awal menjadi dosen. Tapi harus diakui, bahwa 2015-dst (setidaknya sebelum covid) proses rekruitmen dosen PTN PTS dan ehemmmm.. rekruitmen Kemenlu, jauh lebih masif. Mungkin kami, termasuk saya yang 07, apes aja saat itu bottle neck nya amat parah. Dan amat minim rekruitmen Kemenlu.
Suatu waktu saya pernah tetap ditawari dosen tetap-penuh di kampus HI negeri dan 2 kampus HI swasta, bahkan sekalipun saya masih S1. tapi saya saat itu ga sanggup. Saya masih sanggup membantu membimbing skripsi secara daring, tapi saya ga sanggup pengajaran kelas.
Tapi ternyata… 07 baik (HI) UGM atau kampus lain malah jadi amat sedikit yang (jadi) dosen. Ternyata saya malah ga tertinggal amat secara otak. Dulu (atau mungkin masih berlaku sampai sekarang), HI UGM (dianalogikan) pisau yang terlalu sering diasah dan terlalu tajam, tapi amat jarang dipakai. Kebalikan dengan kampus HI di Jakarta atau Bandung. Kayaknya (analogi) ini masih berlaku. Minimal dari mencermati setidaknya 3 zoom seminar.
----------
“Menurunkan isakan hujan, dan tidur dibawah payung malam” saya tidak cukup sehat sejak lama. Saya insomnia parah sejak SD. Tapi dari awal berteman Bulan, saya menjadi membenci Bulan. Entahlah. Dalam isakan hujan, harusnya (menurut dosen senior) …” every rain drop reminds us to thank God”.
Bulan yang mendorong kebencian banyak orang ke saya. Bulan yang mengundangs erigala-serigala amat buas. Lalu saya minder sendiri. Iya juga ya, udahlah ga kaya-kaya amat, beda banget dengan gelar kesarjanaan. Tapi saat melihat nol nya angkatan yang sama di HI UGM (untuk menjadi dosen di HI UGM), dan saya baru ngeh juga ternyata (ya memang dikit) dari kampus lain berangkatan 07 (untuk menjadi dosen), harusnya saya ga (perlu) minder-minder amat.
Saya ga menyangka bahwa sekalipun saya ga pernah punya resmi siswa/mahasiswa secara built in, saya masih sanggup mencoba membimbing 3 skripsian dan 1 tesis (yang bahkan tesis bukan HI banget sama sekali). Saya masih punya postingan di substack, sampai dua domain substack, sebagian sangat HI, saat nyaris ga kunjung nemu (karena males cari) dosen HI manapun menulis di substack.
Itu belum riset personal saya sendiri, yang betapa amat HI banget tapi lebih rumit karena hal-hal yang amat baru. Seorang teman saya, lulusan S2 PrasMul, sekolah (sempat) termahal seIndonesia, tidak masalah bekerja biasa saja. Saya harusnya ga minder, ga (perlu) minder pada keangkuhan Bulan. Harusnya. Sosok yang akhirnya terasa sombong di ambang jendela, dimanapun saya menghadap langit terhalang jendela.
Mungkin harusnya saya ga perlu menunggu “pertanda kunang-kunang berkejaran”. Harusnya saya menjemput langsung di Kopenhagen, tidak perlu menunggu pertanda layang-layang di pantai Kiel misalnya. Secara dramatis saya ternyata melebihi apapun capaian Bulan, mau apapun cara Bulan menguasai persepsi orang lain.
(saya ternyata) ga goblok-goblok amat. Kesalahan “biru merindukan hal yang salah”. Kamis yang perlahan membenci Bulan. Akan lebih baik Bulan mati cepat, bsereta serigala-serigala amat buas yang melolong demi Bulan. dan semua teman-temannya, keluarganya, mati sesegera mungkin. Seperti galaksi yang mati perlahan lalu jadi lubang hitam (misalnya--duh saya bukan lulusan astrofisika). Ya memang segelap itu hati Bulan. Mungkin galaksi akan lebih tenang. dan… “tidak ada isakan hujan.” Hujannya normal, hujan yang membuat kita “..every rain drop reminds us to thank God”. Aku berharap bulan dans erigala-serigala buas itu mati sesegera mungkin, Tuhan.
Eunoia - Kamis
*tiap malam minggu, bisa cek penyanyi-nya, namanya instagram.com/ananta.aya dalam Live IG (kalau dia sempat---soalnya bisa aja dia lagi pergi, kalau lagi live beneran ala-ala studio gitu) #MalamMingguAya bisa sampai 2 jam
*obrolan orang kesasar di Lisbon tuk orang yang (sempat) party-party di Lisbon, bertahun cahaya lampau
mas, puasa medsos dulu. Konsultasi ke psikiater bukan akhir dari segalanya
Bacot halu