Karma Ukraina dalam Pelik Diplomasi dan Karma Hewan-Hewan
Sudah lebih dulu viral, beberapa orang mungkin sudah melihat, bahwa Zelensky, yahudi ukraina (hanya 1% populasi di Ukraina), pernah bergembira saat Israel (dengan senjata ultramodern bernama Iron Dome) membunuhi warga utamanya Gaza. Lalu seorang penyair Arab, menertawakan kondisi Ukraina saat ini—sebagai karma.
Saya mendapati betul karma sangat kuat, baik (terpaksa saya alami), maupun dialami orang lain yang membunuh kesempatan untuk saya, atau merugikan saya banget-banget. Contoh yang amat unik, adalah kerumitan interaksi antar supermodel Rusia dan Ukraina di indonesia. Banyak agensi modelling di Jakarta dan Bali “menyewa” atau “mengontrak” jasa supermodel dari dua negara ini — hampir mungkin menjawab “inferioritas” publik Indonesia yang minderan warna kulit gelap, sehingga sekalian pakai model super putih (baik laki dan perempuan). Ada satu agensi amat terkenal, sangat sering namanya ditulis di majalah-majalah fashion, direkturnya bersitegang sama saya—karena merugikan saya bahkan setelah saya amat menghormati beliau. Saya ga nyangka kemarahan saya berimbas—katakanlah demikian, menjadi permusuhan antara model2 ditengah mereka utamanya dari dua negara tadi.
Saya mendapati betul seorang—mengalami karma, justru karena ulah teman-temannya sendiri, yang secara sadar hampir satu dekade lalu (digerakkan) untuk memusuhi saya. Karma nya menjadi lebih rumit bagi dirinya, disaat saya juga mengalami kerugian–yang makin terbiasa saya alami.
Jauh sebelum saya ulas Ukraina-nya Zelensky, saya lebih suka bahas supermodel Ukraina-Rusia ini di Indonesia lebih dulu.
Sepertinya mereka akur-akur saja, bahkan jelang invasi terjadi. Mereka, utamanya kubu Ukraina, amat paham teman-teman (supermodel) Rusia yang kerja di Indonesia tidak seperti Putin. Sampai…..suatu momen terjadi di Indonesia–tepatnya di Bali.
===================
Untuk sebagai catatan, saya tahu betul nama-nama (setidaknya 23, baik laki atau perempuan) model-model warganegara Rusia dan Ukraina di/pernah kerja di Indonesia. Orang-orangnya tidak saya follow di IG dan twitter tentu saja–toh hapal di luar kepala. Tapi saya tahu betul bahwa dari awalnya saling follow, mereka (Ukraina terhadap Rusia) saling blok.
Saya sedih betul kalau sampai ada supermodel Ukraina wafat di Kyiv atau Lviv. Saya bisa katakan semuanya, termasuk yang perempuan, sudah pualng ke Ukraina bahkan berhari sebelum invasi terjadi. Saya punya buktinya bahwa mereka bahkan berlatih beladiri dan atau perakitan senjata, demi panggilan “Ukraina pertiwi”. Sejauh saya cek lagi IG beberapa model ukraina, belum ada yang wafat sama sekali. Makanya saya sebut “PERNAH” di indonesia karena kebetulan sudah pulang semua dan tiba di Ukraina. Sebagian supermodel Rusia di Indonesia ada yang masih di Indonesia, ada yang dikontrak ke negara lain.
Kejadian di Bali adalah suatu momen, kabarnya, agen intelijen untuk divisi luar negeri Rusia (yaitu GRU–anda bisa lebih paham GRU dengan menyimak serial HOMELAND, utamanya season 6 dan 7) menangkap paksa diam-diam warga Ukraina di Bali. Saya tidak cukup clear berita aslinya apakah benar-benar menjelaskan peristiwanya. Bahkan bisa dikata GRU bukan hanya melampaui wewenang Kemenlu atau pun Pemprov Bali, tapi juga keimigrasian. Konon “tangkapan” ini sukses dibawa ke Moskow—entah gimana caranya mengelabui keimigrasian Indonesia. Saya tidak cukup yakin kanal nasional Indonesia menjelaskan sejujurnya, atau memang cuma dikira-kira. Dan saya heran Kemenlu (sampai hari ini) tidak pernah melayangkan nota keberatan.
Untuk sebagai catatan, Ukraina itu memasok 34% gandum Indonesia. Jadi yang berjasa, katakanlah demikian, bukan cuma Rusia (dengan segala alutsista bagi TNI).
Sepertinya, momen penangkapan siluman-dibawa diam-diam bisa ga ketahuan otoritas Indonesia ini yang mengubah total hubungan antara supermodel Ukraina - Rusia yang (pernah) kerja di indonesia. Bukan hanya karena pelanggaran teritorial. Saya sampai mengira yang ditangkap bahkan ya supermodel Ukraina (yang kebetulan tidak masuk dalam list yang pernah saya bikin) tapi ternyata agen rahasia dan atau “dianggap berbahaya bagi Rusia”.
Saya meyakini betul, momen di Bali ini mengubah total hubungan para pekerja, terlebih supermodel Ukraina dan Rusia yang bekerja/pernah bekerja di Indonesia. Meyakini bahwa “kubu model Rusia” menjadi semacam “cepu”, traitor, yang mengungkap identitas “yang ditangkap dan diangkut sedemikian rupa oleh GRU”.
Entahlah.
Saya jelas mengalami kerugian banyak banget sejak covid. Pun seorang Direktur pemilik model ahensi yang merugikan saya. Saya ingat betul menyumpahi dirinya setelah melukai saya: di SPBU Rasuna, gocar saya antri di tengah deretan Busway (*Busway sering pakai SPBU Rasuna Said tengah malam untuk isi full tangki sebelum dipakai lagi pagi besoknya).
Lose-Lose yang bisa saya talangi. Gatau kehilangan miliaran kubu si pemilik agensi modelling angkuh ini.
—------————————-
Saya tidak bisa menemukan berita (berbahasa Ukraina) bahwa Ketua DPR Ukraina (Muslim) marah atas sikap Zelensky yang gembira dan tepuk tangan atas sikap Israel melempar misil. Itulah mengapa seantero Timur Tengah seperti “RASAIN LU” saat Rusia menyerbu Ukraina. Bagi banyak Timur Tengah, sekalipun saling mengkhianati dan bunuh-bunuhan sendiri, tiap kali isu Palestina, mereka bersatu.
Saya pernah bikin paper (dikirim ke CSIS, RSIS, dan CSIS nya Amerika), beda-beda konteks papernya, tapi memakai acuan kekejaman Israel tahun 2021 lalu saat Idul Fitri. Saya sampai punya nama-nama warga Palestina yang aktif di twitter, dari usia 80an lebih yang masih hidup sampai diaspora Palestina yang masih amat muda.
Saya mendapati betul nama-nama keluarga Palestina yang unik untuk usia 60-90an tahun, karena nama klasik Palestina–sangat mungkin nama-nama terpengaruh unsur Bibel meski orangnya Islam. Ada juga yang memang Kristen Palestina. Sementara yang lebih muda, cenderung lebih homogen namanya.
Saya mendapati betul “tawa” dan “sinisme” akun-akun utamanya Palestina, Iran, Lebanon, dan Suriah, atas kondisi Ukraina. Sinis bahwa “toh mereka lebih dipermudah untuk mengungsi ke negara-negara Eropa yang kaya— apakah kami dipermudah, gak kan”. Memang, dulu saat 2013 ISIS menguat dimana-mana, 1,5 juta pengungsi dari berbagai negara Timteng dan Afrika Utara pergi ke (utamanya) Jerman karena kebijakan tangan terbuka Merkel. 610k diantaranya Suriah.
Tapi sinisme itu menjadi homogen: bukan bermaksud tidak peduli sama nasib Ukraina, tapi mereka pernah mengalami lebih pedih toh tidak ada tangisan atau liputan selengkap Ukraina.
Saya tidak, atau setidaknya belum pernah melihat Zelensky menyesal dirinya bergembira Israel membunuhi warga Palestina. Sekalipun Mufti Ukraina angkat senjata membela “bumi pertiwi Ukraina”.
Saya masih cukup yakin, bahkan UAE dan Qatar, dua negara yang justru amat dekat dengan Rusia juga, meski juga dekat dengan Israel (lewat Abraham Accord), memang enggan menolong Ukraina di level PBB misalnya, karena Zelensky tidak pernah menyesal saat dirinya bergembira dibunuhinya warga Palestina oleh Israel.
Qatar memiliki hubungan amat rumit karena sampai saat ini semua petinggi HAMAS dan Taliban hidup nyenyak di Qatar. Khusus karena Taliban hidup nyaman di Qatar, artinya Qatar juga menjaga hubungan amat baik dengan Rusia. Dan pangkalan militer terbesar Amerika (secara ukuran) ada di Qatar (Al-Udeid).
UAE dituding sebagai *tempat terbaru* deposit para Oligarch Rusia dan tempat parkir Yacht mereka. Berbagai kesempatan di UNSC (Dewan Keamanan PBB), UAE membela posisi Rusia.
===========
Saya sedih kalau sedang menjalani karma—-meski saya berusaha betul tidak melukai siapapun. Tapi saya lebih sedih saat sadar bahwa orang lain kena karma yang jauh lebih berat karena menjahati saya. Dan lebih sedih kalau-kalau dia ga sadar itu Karma.
(Ini selalu tentang tantangan) Pembuktian.
Saya kehilangan kesempatan pembuktian. Saya tahu betul minimal tiga (3) orang yang menelantarkan saya dalam hal pembuktian (kapasitas cinta, atau kapasitas bersuami/dipilih layak sebagai pasangan) mengalami perceraian, all karena KDRT. ada yang lain tapi bolak-balik lebam pacaran. Saya tahu betul Ndari juga belum menikah. Secara vulgar, Ndari gagal menikah (cek substack saya lainnya).
Kayaknya masih cukup worth it kondisi tersanderanya antara Ndari dan saya. “hewan-hewan” dianatara kita, Ndari, masih sering mengganggu (& tidak sampai kugelandang ke jeruji), meski sudah 10 tahun m engganggu. Toh dirimu tersandera —- mungkin orang lain bilang karma: “menjahati tanpa sebab, memaksa/mendorong puluhan orang lain menjahati satu orang doang”, sementara dirinya ga kunjung, gagal, berkubang atas kegagalan planning rumah tangga. Lose-lose game.
Anggaplah secara vulgar seperti ini:
Ndari secara sadar meminta ratusan orang “menggebuki” saya. Saya masih mendapati gangguan, dan bahkan tahun ini gangguannya melebar dialami teman-teman terdekat saya —- melalui “suruhan tak langsung” Ndari. Apakah Ndari sadar bukan saya yang harus sibuk klarifikasi ditengah kerjaan saya banyak banget. Sadarkah dia, kalau… mungkin, karmanya, dengan terus-menerus “mesin kebencian” yang dihidupkan secara sadar oleh Ndari, dan dibiarkan begitu saja membunuh saya, dia mendapat karma bahwa dia bolakbalik gagal nikah misalnya.
Saya pernah sebegitu membenci hewan-hewan yang dipelihara Ndari, membuat saya benar-benar sebut nama doa sampai nama bapak ibu mereka—-agar mati segera. Lalu saya diajari “oarng ayng masa lalunya lebih targis”, bahwa “kamu ga perlu kayak gitu—-dan biarkan saja karma berjalan”. Then, saya tahu hewan-hewan tersebut juga mengalami kematian di sekelilingnya. Lose-lose game.
Saya gatau Ndari sadar atau tidak bahwa semakin tidak terkontrol hewan-hewan yang dipeliharanya, semakin karma itu mendala pula dialami dirinya.
Tapi entah kalau Ndari “betah” bermain lose-lose game kayak gini. Mungkin dia tahu betul saya mengalami rugi materiil dan imateriil atas kelakuan hewan-hewan yang diperintahnya. Tapi dalam benak, gut, dan pojokan hatinya, dia sadar betul ternyata dia sendiri teraniaya oleh karmanya sendiri. KALAU…dia menyadari bahwa karma itu menyandera dirinya. Anak tunggal, satu-satunya penerus keturunan, (terlalu) pemilih, tersiksa batin, entahlah. “Pelanjut nama satu-satunya”.
Dan tahu betul, orang yang paling dirugikannya, adalah orang yang paling tulus mencintainya bertahun-tahun.
Seperti ucapan sakti, berulang-ulang, dari Ibu saya, “… kita tidak bisa memaksakan harapan kita terpenuhi semua, gapapa ….gapapa….”. Iya, kalau saya bisa memaksakan harapan, saya berharap betul ayah saya ga wafat saat adik saya masih usia 7 tahun.
Saya masih bisa —- tuk tahun kesepuluh, membiarkan dan memaafkan keadaan yang ada koq Ndari. Memaafkan kelakuan hewan-hewan.