Kejahatan Transaksional Minyak Goreng: Percuma Jokowi Kasih BLT Kalau Sesama Golkar Saling Bunuh dibawah
Saya diingatkan baik-baik seorang amat sepuh —- bukan polisi, tapi terbiasa memakai jasa polisi, dan *memahami logika polisi bekerja 4 dekade* saat saya menajamkan tulisan saya tentang kelangkaan Minyak Goreng sejak Sumpah Pemuda 2021.
Saya bilang gini kebetulan:
“Pak, sebetulnya korban paling besar kebijakan flipflop jokowi yang tiba-tiba melepas HET, menurut saya adalah Polisi. Saya kasih contoh, setelah jantung saya legaan (*saya sempat flop karena jantung dan otak saya nyeri parah) saya coba keliling sebisa saya. Saya melihat betul bahwa para polisi di polda metro (Polda Metro Jaya maksudnya) sampai terpaksa beli antri di GrandLucky tiap pagi, bersama satpam2 area SCBD (*Markas Polda Metro cuma 200an meter dari GrandLucky), karena mencoba berpikir positif dan menyadari cuma GL yang jualan minyak goreng 28k dan dalam jumlah amat terbatas. Saya khawatir banget Polisi kecewa ke Jokowi, sementara bertahun belakangan ada anggapan Jokowi amat dekat dengan Polisi, dari fakta meluasnya akses2 jabatan Polisi Purnawirawan ke hal2 penting”
Bapak sepuh ini menjawab ringan dan bijak:
Mas Prada yakin bahwa penggerebekan sudah benar-benar maksimal? Mas Prada yakin cepu-cepuan minyak goreng ke berbagai gudang, sudah benar-benar maksimal, atau ada yang “deal-dealan” jangan diungkap?
saya ga menemukan berita spesifik di koran terkait acara ini. Wasap saya rutin mendapat epaper belasan koran nasional oleh “donatur”, dan saya ga pernah mendapati berita seperti di LinkedIn ini:
(*habis salam-salaman sama Sawit, orang yang sama yang umumkan penghentian sementara ekspor sawit Indonesia ke pasar Internasional. muntah bukan?)
Sementara Jokowi, cukup jarang postingan IG video nya bisa dapat 2,1 juta views dalam waktu 14 jam saja, yang menandakan video IG tersebut mendapat atensi amat tinggi. perbandingan, anda bisa cek sendiri, video2 IG Jokowi hanya di angka 100k dan 800k an saja. Tentang BLT Tunai ke warga untuk beli Minyak Goreng. saat ini harga Minyak Goreng per liter adalah 25-26k. Sementara sebelum HET dilepas, harga (dipaksa) oleh pemerintah adalah 14k per liter.
From This
To This
(pict: acara investigasi “AIMAN”, Kompas TV)
Dengan dua fakta ini, saya kasihan banget sama salah satu Wakil Menteri Golkar, dengan foto ini:
saya suka lupa kalau Kementerian Perdagangan punya pos Wakil, sehingga yang kerja bukan cuma M.Lutfi tuk panas-panasan dan becek-becekan keliling pasar. Saya lupa pula bahwa media sosial saya mengikuti dan diikuti Istri Wakil Menteri.
Sementara (sebagai Wamen) dirinya panas-panasan ke pasar, berbeda pasar dengan M.Lutfi, gerilya lihat situasi riil minyak goreng, sementara elit lebih elit di partai dimana dia berada, malah shake hand deal-dealan dengan konglomerasi sawit (tapi dalam proyek konglomerasi bisnis lain).
(sejak Minggu 10 April digebuk media palmerah, per kamis 14 April pasang placement di media sebelah Karet Bivak)
Balik gambar pertama. Iya perusahaan tersebut perusahaan kertas dan pulp. Tapi owner atas grup perusahaan tersebut punya bisnis lain: sawit.
Anda mungkin ingat bahwa Jokowi sempat ke Yogya dan minimarket yang didatangi Jokowi pertama kali adalah Alfamart. Bukan Indomaret. Saya tahu betul Istana Gedung Agung Yogya (tempat Presiden rehat) itu lebih dekat dengan Indomaret. Dalam radius 500 meter saja dari Istana Gedung Agung (saya ga perlu google map), saya ingat betul ada setidaknya 8 (DELAPAN) gerai Indomaret. Tapi yang didatangi Jokowi adalah Alfamart yang letaknya bahkan (dicari yang didatangi Jokowi) yang mendekati Stasiun Tugu/Pasar Kembang, sudah kira-kira 1,5 km dari Istana.
Indomaret (dibawah Indofood, Salim Group) dianggap sebagai salah satu pihak yang, … setidaknya sepanjang Februari-Maret dibongkar oleh polisi bahwa melakukan “menahan/menimbun” minyak goreng 28k/2liter”. menyengaja untuk tidak segera ditaruh di rak. Anda bisa googling sendiri.
Saya gatau Salim generasi kelima bisa memahami “JAWA” atau tidak, kayak dulu Soedono Salim akrab dengan Soeharto. Tapi saya sekali lagi bilang, Jokowi jauh lebih sering bertindak “kode-kodean amat Jawa”. Dia sengaja memutari cukup jauh dari Istana Gedung Agung, dan sengaja tidak ke minimarket under SALIM.
Kalau Jokowi merasa polisi tidak bisa menangani, dan ternyata sesama Menteri-Wakil Menteri malah gebuk-gebukan sendiri atas suatu isu spesifik, saya ga akan heran, suatu “Super Minister”, dianggap “Perdana Menteri Indonesia”, kebetulan Batak, suku yang sama dengan 5 dari 6 konglomerasi Sawit, si “PM Indonesia” ini akan dikerahkan Jokowi bukan hanya menggebuk parpol tersebut, tapi juga menggebuk Konglomerasi.
Saya meyakini betul Jokowi lebih “Soeharto dibanding Soeharto” dalam menyimpan amarah dan dalam memakai kode-kode Jawa.
Saya lebih sedih betul hal ini menjadi lebih personal bagi saya. Bukan semata saya punya bawahan yang butuh banget minyak goreng. Belasan tahun pertemanan saya tahu betul kalau saya sering puasa, jadi saya jauh lebih fleksibel dengan makanan dan tidak harus membutuhkan minyak goreng. Tapi itu beda dengan para bawahan saya yang butuh banget migor. Bayangkan bahwa saat mencari migor, ada yang ga sengaja terpapar covid dan mati, karena jelas berburu migor artinya berpindah-pindah warung, toko, minimarket, mungkin sekali frustasi, dan ga sengaja lepas masker. Saya meyakini betul sekian persen kematian covid minimal antara Januari awal 2022-Maret awal 2022 “disumbang” dari orang2 yang terpaksa pindah-pindah cari toko demi minyak goreng, ga sengaja kepapar, dan wafat.
(kira-kira, akan dibalas advertorial apa di media lain oleh bersangkutan)
Yang lebih melukai adalah seorang manajerial, berada dan dia amat sadar: hidup dari ((nebang)) kayu dan pulp dan nebang sawit, seorang HI UGM, amat tajir, tidak punya moral hazard sama sekali saat begitu banyak orang antri dan atau berburu (pindah-pindah warung sampai belasan —- mungkin tetap ga dapet) minyak goreng. Padahal ya dia yatim. Dan sangat mungkin teman-temannya yang sudah berkeluarga, kesulitan mencari minyak goreng—-sementara dia, seperti saya, masih cukup fleksibel karena belum berkeluarga. Fuck. Moral Hazard bullshit.