World Cup and Israel: (Even) US Foreign Ministry or Secretary of State Say No to Israel
Piala Dunia dan Israel: Saat Kementerian Luar Negeri Amerika Pun Menolak Israel, & Amerika - Israel Pun Memohon Indonesia Menolak Israel
Kejadiannya baru 1 jam lalu (inilah mengapa tulisan ini segera diketik, agar masih fresh issue nya). Kementerian Luar Negeri Amerika melalui Deputy (Wendy Sherman), artinya sekitar jam 11 malam di DC dan jam 3an pagi di Tel Aviv: Kementerian Luar Negeri Amerika memanggil Dubes Israel untuk Amerika. Singkat in English: State Department summons Israel's ambassador to Washington to convey "U.S. concern regarding legislation passed by the Israeli Knesset rescinding important aspects of the 2005 Disengagement Law."
Jika anda masih ingat, hanya beberapa jam setelah Final Piala Dunia 2006 (di Berlin, Italia juara mengalahkan Perancis, itu lho, Zidane, pelatih juara 3x Champions League dan 1x juara UCL sebagai pemain, menanduk Materazzi), Israel membantia Gaza selama berpekan-pekan. Salah satu call-code (tapi bukan nama operasi) di internal militer Israel, mekaia kode “Wrath of God”. Iya betul, pembantaian 2006 itu justru dimulai / dipicu karena 2005 Disengagement Law. Saat ini, konstitusi Israel diubah lebih hawkish - brutal lagi. Mau kayak gimana coba kegilaan Israel.
Jika anda bingung kenapa sampai 3 pekan berturut-turut, tanpa capek, warga Israel berdemo / mendemo PM Netanyahu, saya memberikan sedikit gambaran sebelum menjelaskan agak panjang: “Gaza direduplikasi oleh Ektremis Israel, sehingga puluhan ribu yang tidak mau jadi ekstremis, mendemo Netanyahu”
very interesting Oslo’s role in every conflicts
Saya berusaha mengungkapkan logika warga Indonesia (kebanyakan) atas dua area Palestina: Gaza dianggap kurang teratur, sementara area Palestina yang Tepi Barat warganya mudah diatur/lebih teratur. Atau lebih luas: warga Gaza jauh lebih terbiasa dengan senjata api dan granat karena sedemikian sering dihajar Israel, sementara Palestina yang Tepi Barat sebetulnya amat jauh dari kebiasaan memegang senjata.
Belakangan, jika anda baca berita Palestina, sering sekali berita warga biasa Israel berulang kali memukuli dan bahkan menembak-membunuhi warga Palestina utamanya di Tepi Barat. Sudah 22 Maret 2023, hari ke-81 di 2023, dan setidaknya 87 orang Palestina dibunuh Israel.
Kebrutalan Israel sekarang dijalani nyata oleh sipil Israel. Bukan lagi sebatas tentara (IDF). Bahkan report yang dikeluarkan IDF sendiri sampai menulis mereka (IDF) kewalahan menghadapi “civil but brutal” warga Israel ini. Secara sarkas, warga Israel sipil kini jauh lebih “Gaza dibanding Gaza”. “Gaza tiba-tiba pindah ke Israel” dalam hal radikalisme ala Palestina Gaza kini ditiru habis ekstremis Israel. Jauh lebih meluas memegang senjata-dan-aktif kemudian membunuhi Palestina sipil.
Lalu warga sipil Israel lainnya, yang tidak mau jadi ekstremis? Itulah yang anda lihat di berita lain seputar Israel-Palestina: sudah 3-4 pekan ini, ratusan ribu, tanpa capek, berdemo karena menolak konstitusi diubah Netanyahu, dan khawatir Israel akan semakin menjadi hawkish.
Untuk lebih lucu lagi, suatu aspek yang sering dinyinyir warga Islam sendiri: kemustahilan Indonesia dan siapapun muslim untuk memboikot Israel. “Kita ga mungkin ga makan McD, atau ga pakai INTEL, atau ga pakai kosmetik Revlon” dll dll tentang pro kontra pemboikotan. Yang terjadi: pengusaha amerika yahudi / yahudi amerika mengancam memboikot perekonomian Israel dan atau tidak mau invest ke Israel dan atau tidak mau lagi memberi dana hibah ke Israel jika Netanyahu nekad mengubah konstitusi. Jadi, BDS (sikap/kampanye boikot Israel) sebetulnya ada efeknya.
Saya ingin menghighlight paragraf pertama (Kemenlu Amerika) karena 6 hari lalu, seorang mantan atlet Karate, dan juga (kini) aktivis perdamaian, dan jelas-jelas kewarganegaraan Israel dan Amerika, meminta dengan sangat agar negaranya ditolak ikutan Piala Dunia U-20.
Saya berusaha highlight tentang Karate, combat sport, karena pada Olimpiade Tokyo 2020 (tapi dilakukan 2021) Tokyo, seorang wanita Israel masih 19 tahun, hampir saja bisa melaju sampai final dan hampir mungkin meraih emas Olimpiade: bisa menjadi perempuan pertama Israel peraih emas Olimpiade, dan atlet termua seantero Timur Tengah peraih Olimpiade sepanjang masa. Ended: dapetnya Perunggu.
Miko Peled, mantan atlet, tahu Israel lolos karena Kualifikasi. Dan dia tetap memohon Indonesia menolak Israel.
“Mau boikot Israel tapi jelas-jelas dia ikut kualifikasi, ada proses hingga lolos kualifikasi Piala Dunia. Mau apolitik akan Piala Dunia, tapi Rusia diboikot dan dikeluarkan dari FIFA UEFA. Mau banding-bandingin kekejaman Israel dan Rusia, yang satu masih bisa main PilDun, yang satu dibanned.”
Jika kita di Indonesia masih dilematis itu, wajar: Kemenlu Amerika pun menolak Israel. Aktivis Israel-Amerika sampai mohon agar Indonesia banned negaranya sendiri. Sudah jamak bahwa orang yang paling sayang Palestina dan nasib Palestina justru adalah orang Yahudi sendiri: Bernie Sanders, Emily Wilder, Miko Peled, Noam Chomsky, dan masih amat banyak lagi, yang viral di media sosial beberapa hari lalu “She’s pretty because she’s yahudy” Natalie Portman. Portman, lulusan Yale, menolak award dari pemerintah Israel karena dia ga sepakat pembantaian Palestina.
Dan jika anda bingung kenapa bahkan seorang Miko Peled memohon kita menolak Israel padahal ya Israel sah-sah aja karena lolos kualifikasi (*bahkan Dubes Palestina untuk Indonesia ga keberatan karena sadar betul ISrael lolos karena ya berusaha di kualifikasi), maka Bali, Hindu 99.7%, sedang Nyepi hari ini, diwakili Gubernur Wayan Koster, mengharapkan bahwa bukan Bali sebagai venue laga Israel di Piala Dunia disaat Indonesia jadi tuan rumah. Bali, bukan Nusa Tenggara Barat, “provinsi ribuan masjid” dimana NTB “tiap beberapa meter ada masjid” saking banyaknya.
Meski yang benci dan ingin bunuh Palestina juga Yahudi: Gal Gadot memang pernah terafiliasi IDF, terbuka mendukung IDF dan terbuka menyatakan Palestina harsu dibunuh.