"Dian Sastro" & 17 years loyalty-marriage (“Dian Sastro”, Pernikahan 17 Tahun dan Awet, dan Mas Gama yang Setia Untuk "Dian Sastro")
Full Indonesian language, I’m really sorry. This is about Sex Affairs/Scandal - then -divorce in Indonesia. Since the last Eid El Fitr (Idul Fitri-islamic holy day) this year until today, lawsuit-divorce in local courts across cities in Indonesia rocketed. So, 17 years marriage is too rare. Apologize to 71% non-Indonesian reader (around 23k subscribers). If interested, can use google translate.
========
Seumur-umur main Instagram, dan ganti akun Instagram, mulai dari nol lagi main, saya yakin tidak pernah menemukan feed “search” saya dihiasi feed akun IG orang lain/foto seksi di-like Mas Gama. Saya bisa menyebut sampai 60 (enam puluh) nama laki-laki yang saya kenal di Instagram, 60 ini sudah beristri, dan berulang kali saya temui bahwa teman laki-laki saya ini nge-like foto seksi, saat istri mereka “arguably” ya sexy. Jangan salah: Pak Jonan, eks menteri, anaknya cantik, tapi ngeliked foto sexy.
Saya tidak mengatakan bahwa inilah advantage orang-orang melajang: cewe-cewe (lajang) masih bebas ngeliked cowo cakep, dan vice versa. Tapi saya berusaha menjelaskan tentang “rasa cukup.”
(4.3k views, wajar, Mas Faizal Reza/Bang Faizal Reza/Bang Ikal Selebtwit)
(*saya bahkan terpaksa pilih foto keempat/slide foto keempat, karena 1-2-3, haduuuuu)
Saya terpacu menulis ini bukan karena / tidak sama sekali karena seleb kurang terkenal selingkuh via chat di aplikasi Gojek (tentu dibanding Sophia Latjuba, atau Ariel, atau Duta, yang selingkuh ini kurang terkenal, atau “DIPAKSA TERKENAL” demi media). Kalau kata pelacur, dulu tunangan, dulu bekerja sartan di media gosip, hal biasa monetisasi antara media gosip dan seleb, “jualan sensasi.” Saya terlalu ambil risiko mentunangi, mungkin, hingga saya ga sadar menteri dan kiai, entahalh, seberapa jijiknya yang tidak bisa saya bayangkan. Para pelakunya masih hidup mewah dan punya jabatan pemerintahan dan jabatan agama amat mentereng, saya sendiri off dari apapun. Salah satu tetangga cluster saya, bawahan langsung pejabat agama ini.
Saya menulis ini, karena beberapa jam lalu, di platform lain, seorang lajang (*saya yakin masih lajang), 9 tahun lebih tua dari saya, Mas Ikal (Faizal Reza) upload di twitter tentang “ngelike foto cewe IG, juara 2, kalah sama adit insomnia”
Banyak banget tragedi dari foto meme ini, sebetulnya. Saya sedih betul teman saya gagal menikah.
Tapi kembali ke kesetiaan Mas Gama
Mas Gama kayaknya (saya ga mau doxing tahun) 5 tahun lebih tua dari saya. Mba Kiki kayaknya 3 tahun. Saking mesranya pacaran sejak 2006 (*saya bahkan belum masuk kuliah), keduanya awet, bahkan mungkin sudah ketemu sejak sebelum nikah (*kayaknya ga deh). Saya juga ga pernah kayaknya lihat foto cowok kpop superstar di liked Mba Kiki misalnya. Mba Kiki, mau sebelum jilbaban (saat kuliah) atau sekarang pun, masih mirip banget: Dian Paramitha Sastrowardoyo. Dian Sastro dan Mba Kiki dijejerin sama-sama ga jilbaban, orang bisa ngira Mba Kiki yang Disas (Dian Sastro) asli.
Keduanya child free secara alamiah, atau memang memutuskan sepihak, atau entahlah.
Saya lupa tahun persis mereka menikah. Saya selalu menyebut “udah nikah” sejak 2006 secara ga langsung. Mungkin itulah kenapa mereka awet: ga pernah liked aneh-aneh.
Saat memutuskan mentunangi (perempuan yang ternyata bangga bersebadan dengan pejabat), saya berusaha betul ga liked apapun yang aneh-aneh di IG. Bahkan saya pernah meng-unfol puluhan pertemanan karena perempuan ini merasa tersaingi.
HI UGM dan HI pada umumnya “terawat” warganya, cie gitu. Saya gatau gimana teguh hatinya Mas Gama, dengan banyak perempuan cakeuuuup di HI UGM, dan tetap mencintai Mba Kiki. (Tapi) Bahkan dulu, ya setelah Binar, ya saya menyayangi perempuan kampus yang jauh malahan, meski sama-sama HI. Terus Wulan. Dan entah.
Anda hanya akan melihat, jika mengikuti IG saya (*artinya disetujui oleh saya, karena saya protect/gembok, diteror pembunuh ibu saya), feed serach anda mungkin terisi foto kucing, karena saya liked banyak foto kucing. Bukan foto sexy seperti di liked Pak Jonan. Saya gatau respon anaknya (istrinya ga ada IG), karena ini sudah berbulan-bulan dan ga pernah di unliked.
Tentu saja BF nya Wulan lebih sering liked foto perempuan sexy lain. Dan itulah yang Wulan pilih. Resiko yang dia pilih.
======
Bertahun lampau. Saya bahkan masih membawa dua kardus berisi booklet/kit guide book untuk petani, ke suatu toko batik di Solo. Saya sampai bilang ke kasir dan juga satpam toko “maaf, saya memang bawa banyak barang, tapi saya mau beli batik atau lurik, mohon ijin menitip.”
Saya mencari batik atau lurik yang “serimbit”, bahasa inggrisnya couple set, kembar corak tapi untuk postur perempuan dan laki.
Setelah 6 hari, lupa saya tepatnya, saya kirimkan ke Mas-Mas, teman saya, usia lebih tua 11-12 tahun mungkin, ke kantornya, media raksasa Asia di Jakarta Barat. Beberapa bulan sebelumnya, saya melihat dia (mas-mas ini) dan pacarnya, bikin stories IG yang menandakan akan nikah. Jadi saya cari semacam kado nikah, entah mau diundang atau gaknya.
Perempuan dimaksud kini menjadi istrinya Mas Adit Insomnia, orang yang, menurut Mas/Bang Ikal, sering banget ngeliked foto cewe. Istrinya cantik banget padahal, ya perempuan eks pacar mas-mas teman saya ini.
Mungkin 8 bulan sebelum beli batik. Jakarta hujan badai, dan celakanya banji di Kemang, kali setempat jebol. Saya mau ke RS Mayapada butuh 4 jam, padahal dari Mal Sency. Mas-Mas teman saya ini sudah berhari-hari menemani pacar (yang kini perempuan istri Mas Adit Insomnia). Setia banget ya ampun. Secara usia meski kepaut jauh, saya bergumam “mungkin ini buah kesabaran Mas ********* yang sudah nunggu puluhan tahun, apalagi memang lebih tua dari saya.”
Saya beneran shock dan nangis saat ga sengaja lihat feed, di liked orang lain soalnya, Mas Adit Insomnia menikah dengan si perempuan ini. Sedih karena teman saya, mas-mas ini, malah ga jadi nikah.
“Kurang cantik apa ya si ********** dan Mas Adit Insomnia masih ngeliked cewe banyak banget. Ga puas kah.”
Makin vulgar kontradiksinya: Mas-mas yang gagal nikah ini, tentu dikenal amat sering diorder untuk foto estetik (tidak NUDE) model-model perempuan di NKRI, bahkan diorder ke luar negeri. Mungkin perempuan yang difoto “mas-mas gagal nikah” ini banyak (sekali) di liked Mas Adit Insomnia. Bahkan mungkin anda pembaca substack ini khusus yang di Indonesia. Bahkan bisa jadi warga non Indonesia pembaca substack ini, mungkin pernah liked foto hasil karya “mas-mas yang gagal nikah ini.”
Kalau si ********** bukan jatah duniawi Mas *****, artinya Allah SWT ngasih yang lebih baik lagi,
Saya (kini) berupaya puas dengan perempuan Yahudi yang saya cintai. Saya ga yakin bahwa dia masuk Islam, kelak. Lebih detail, saya (JAUH LEBIH BESAR LAGI) ga yakin apakah dia Mrs Prada atau bukan. Tapi setidaknya berhari lalu ada pelajaran tentang “jalan hidup”:
Bule, UK - Indonesia (mungkin juga kebangsaan negara lain/tiga kebangsaan, bukan cuma dua), mungkin 90an tahun, terkena alzheimer dan penyakit langka lain, memeluk Islam di Indonesia, dan bersikeras memakai slot haji Indonesia (bukan UK), sehingga mungkin tahun ini beliau satu-satunya “1000000% bule caucasian” yang berhaji atas slot Indonesia yang 220k jemaah. Mungkin saya sudah pernah berpapasan beliau saat di Bali, sempat berpekan di Bali untuk rumah di Mengwi (*yang terpaksa saya jual).
Kalau beliau berkenan diberi hidayah dari Allah SWT, mudah-mudahan perempuan Yahudi ini juga. Meski, sekali lagi, bisa jadi Mrs Prada bukan Yahudi ini. Tapi saya merasa cukup dengan Yahudi ini, dan liked foto kucing aja. Allah SWT lebih tahu yang terbaik.
=======
==========END————
Thank you, as always, for reading. If you have anything like a spark file, or master thought list (spark file sounds so much cooler), let me know how you use it in the comments below.
If you enjoyed this post, please share it.
If a friend sent this to you, you could subscribe here 👇. All content is free, and paid subscriptions are voluntary.
————
-prada- is a Helper. I used to get paid to catch all these blunders—now I do it for free. Trying to work out what's going on, what happens next. Arch enemies of the tobacco industry, (still) survive after getting doxed.
(Very rare compliment and initiative pledge. Thank you. Yes, even a lot of people associated me PRAVDA, not part of MIUCCIA PRADA. I’m literally asshole on debate, since in college)
========
Thanks for reading Prada’s Newsletter. I was lured, inspired by someone writer, his post in LinkedIn months ago, “Currently after a routine daily writing newsletter in the last 10 years, my subscriber reaches 100,000. Maybe one of my subscribers is your boss.” After I get followed / subscribed by (literally) prominent AI and prominent Chief Product and Technology of mammoth global media (both: Sir, thank you so much), I try crafting more / better writing.
To get the ones who really appreciate your writing, and now prominent people appreciate my writing, priceless feeling. Prada ungated/no paywall every notes-but thank you for anyone open initiative pledge to me.
(Promoting to more engage in Substack) Seamless to listen to your favorite podcasts on Substack. You can buy a better headset to listen to a podcast here (GST DE352306207). Listeners on Apple Podcasts, Spotify, Overcast, or Pocket Casts simultaneously. podcasting can transform more of a conversation. Invite listeners to weigh in on episodes directly with you and with each other through discussion threads. At Substack, the process is to build with writers. Podcasts are an amazing feature of the Substack. I wish it had a feature to read the words we have written down without us having to do the speaking. Thanks for reading Prada’s Newsletter.