Diskriminasi oleh Cinta Laura dan Corbuzier lebih parah dibanding Mega
I want to live in a country where a woman has more rights than the man who sexually harass women or raped her
I want to live in a country where a woman who’s raped or have been sexually harassed has more rights than the man who sexually harass women or raped her. Not only in Senoparty or Kemang or Pasar Kembang. But entirely Indonesia.
How often have we men joked with each other at the expense of women, laughing it off as no big deal? How often have we heard a male coworker interrupt and speak over women as if they are invisible? Comment inappropriately on a woman’s appearance, goad a friend to try again after a woman says no, or give implicit approval when colleagues make objectifying sexual comments at work?
How often have we shrugged it off because we weren’t the instigator, or forgotten about it because we didn’t deem it significant?
Sexual harassment should not be tolerated and everyone must take positive steps to prevent sexual harassment from occurring. Anyone who sexually harasses someone is responsible for their own actions, full accountable.
It’s time to hold one another accountable for treating women with respect and dignity, and for using power respectfully and responsibly in our public roles.
Mungkin lebih tepatnya bukan rasisme, tapi diskriminatif. Ada dua video amat panjang (sama-sama lebih dari sejam), dari dua acara terpisah, yang sudah mencapai (masing-masing) jutaan viewers. Dan dua video acara tadi, ada pula video terpotong/dipotong2 cuma sepenggal, dan juga viewsnya banyak banget. Minimal saya sudah melihat video lengkapnya (dua-duanya) dan bahkan saya coba lihat lebih dari 3x agar saya ga kehilangan maknanya.
Saya gabisa dan ga akan memuaskan anda dalam “banding-banding”. Sebelumnya, saat saya, literal mengikuti berbagai wartawan dan penulis opini negara Amrik, semua bandulnya (5 bandul klasifikasi), dan intens bukan hanya menyimak tulisan tapi audiovisual berita itu, saya dimaki-maki saat bikin pemetaannya bagi / dengan situasi Indonesia. Malam ini, netihen NKRI ultra rendah PISA bingung sama NUICE (*saya tulis : tidak terdaftar dewan pers) kenapa NUICE super julid dan bersikeras 1 detik ciuman LGBT harusnya diloloskan aja. Kan saya ga mungkin dong NUICE (LEFT) saya samakan dengan Republika (Lean Right), Fox (US–Lean Right). tapi ya memang netihen NKRI rendah PISA sih. Coba kalau saya bilang gini: Disney kerjasama superbesarnya dan paling awal saat operasional di Indonesia bikin HOTSTAR itu sama Telkomsel (BUMN), artinya mereka (Disney) sudah berusaha accomply dengan regulasi dan kultur Indonesia dong. Kenapa HOTSTAR ga mau accomply request LSF agar scene ciuman dihapus. nah lho. Dan Telkomsel pernah diberitakan BUMN yang “stafnya amat banyak yang ultra konservatif”, terlepas kita ga akan tahu yang deal-dealan antara Disney (HOTSTAR) dan Telkomsel adalah (kubu TSEL) yang ultracons atau staf2 TSEL yang moderat.
(bule pun…lebih bahaya, punya naluri memperkosa, bukan rasial holier than thou)
Ok balik ke dua video. Seperti di judul, saya menulis bahwa sikap Corbuzier dan Cinta Laura lebih meresahkan rasisme atau (lebih tepatnya) pro diskriminasinya dibanding Megawati. Widy Soediro Nichlany tidak cukup leluasa bercerita karena flip-flops sikap Cinta Laura dan Deddy Corbuzier sepanjang podcast. Untuk lebih mengingatkan:
Video Podcast Corbuzier x Cinta Laura ft Widi Soediro Nichlany bersifat dialogis, tripartit saling menimpal. Jadi jika saya mempersepsikan gesture “seperti ini”, akan bisa sangat beda definisinya dengan persepsi anda. Karena nama kepanjangan, mungkin saya akan nulis Corbuzier dengan “CORB” aja.
Sementara video Megawati Rakernas seutuhnya itu “SATU ARAH”. Beliau pidato pembekalan. Satu-satunya yang (cuma sekian detik) dua arah, saat Megawati bertanya “2045, Indonesia kira-kira sudah berapa kali pemilu”. Satu lagi: Megawati berusia 75 tahun. Gabungan usia Cinta Laura Kiehl + Widy Soediro Nichlany tidak lebih tua dibanding 75 tahun. Meski kalau usia CLK + WSN + Corbuzier digabung, pasti total 100 tahun lebih.
======
Saya bukan rutin pendengar-pelihat podcast Corbuzier. Tapi so far, mungkin podcast Corbuzier x Cinta Laura ft Widy Soediro Nichlany adalah yang (unpopular opinion) terbaik yang saya dengar-lihat. Dengan segala diskriminasi, rasisme (diskriminasi lebih tepat, harusnya) oleh Corbuzier dan Cinta Laura.
Meski saya tidak kaget, yang sebetulnya diunggah / dicurhatkan baik secara “mengalir” maupun “karena udah terlanjur nangis” adalah hal yang jarang banget dimaki warga: pelecehan seksual orang2 kaya/super kaya. Duh, sejujurnya saya benci nulis “Widy”, bertahun2 “Widi tapi laki” doxing gue, dia lakukan bersama ratusan serigala. Jadi kedepan gue akan nulis “WSN” (Widy Soediro Nichlany), bukan Widy.
WSN pada menit ketujuh-kesembilan, tapi dengan clue yang sudah diketahui Corbuzier sebelumnya (*mungkin sebelum mulai podcast, Corbuzier udah tahu kejadiannya—-obrol2 dengan WSN biar CORBUZIER ga buta2 amat hal2 tentang WSN biar lebih ngalir diskusinya), WSN menyampaikan bahwa “gue di shooting range, 99 persen cowok yang rutin di shooting range, gue pernah dilecehkan, sejago apapun gue”. WSN menambahkan “gue ga takut dilecehkan, sisi abang/laki gue bakal keluar”. Gue berasumsi bahwa shooting range adalah sesi pelampiasan WSN setelah pernah dilecehkan seksual bertahun-tahun lalu.
Semacam gini: perempuan lain setelah dilecehkan, kemudian latihan (misalnya) capoeira sehingga kapanpun waktu lain dilecehkan, dia bisa ngegebuk, kalau perlu ngebunuh laki2 yang ngelecehin dia”. WSN memilih shooting range.
Konteks pelaku pelecehan seksual di shooting range terhadap WSN: artinya laki-laki, sangat kaya (yang ke shooting range hanya 0,00000 % sekian populasi, mostly S1 bahkan S3).
Orang-orang mempermasalahkan menit 11 detik 30an sekian saat Corbuzier bilang “kayaknya wajah elo kesel betul kalau gue ucap pelecehan seksual, apa elo pernah mengalami hal gitu, WSN? Gue cuma tanya lho”.
Asumsi gue, Corb sebelum podcast dimulai harusnya udah tahu, sebagai sesama seleb, bahwa bertahun2 lalu, (spesifik kasus) KEMANG, bukan yang shooting range, WSN pernah dilecehkan.
Nah ini: gue JUJUR 10000000000% baru tahu WSN dilecehkan justru karena podcast ini. Padahal memang beneran ada berita-berita online 2012 bahwa WSN memang pernah dilecehkan, “diangkut-dibungkus” di Kemang. Seriusan gue ga tau karena gue memang sangat malas ngikutin berita artis, seleb, apapun.
Pada menit ke-26an, WSN secara tegar berusaha menjelaskan, dengan sebelumnya (menit 20 detik 50an) bertanya “mau yang mana yang mau gue jelasin, which one”. gue bener2 bizzare WSN terluka separah itu (dilecehkan berulang-ulang). Menit ke-26 sampai menit 29, WSN menjelaskan dia diangkut (dibungkus) secara random, oleh mobil (me)wah, dan mobilnya dua. WSN sampai menyebut “BOS”.
Gue bahkan berusaha yakin bahwa WSN ingin membangun narasi baru: sebetulnya pelaku pemerkosa, kejahatan seksual, semacamnya, bukan semata orang miskin/orang biasa *yang kurang berpendidikan*. WSN berasa ketakutan justru dengan “pemerkosaan, atau upaya pemerkosaan” yang dia alami itu setidaknya dua tindakan (di shooting range, dan di Kemang) dilakukan orang-orang kaya/amat kaya. WSN pada menit 10 detik 50, setelah bercerita dilecehkan di Shooting Range berusaha menyela Cinta Laura dengan bilang gini
WSN: “mungkin dia ga punya Ibu”.
WSN inisist, bersikeras, meski bolak-balik terlihat disela Cinta Laura, kalau yang lebih mengerikan itu pemerkosa dari / dilakukan orang kaya-berkuasa. WSN mengatakan “ga punya IBU” artinya merujuk bahwa “(bisa jadi) ada anak-anak orang kaya/superkaya ga punya ibu sejak kecil, makanya saat udah gede, gampang memperkosa, gampang melecehkan seksual”.
WSN bilang “mungkin dia ga punya Ibu” saat Cinta Laura mendeskripsikan (3-4 detik sebelumnya) bahwa pemerkosa/pelaku kejahatan seksual (NYARIS PASTI) “ada masalah mentalnya, lingkungan ga berpendidikan,cara berpikir seperti itu, ditrigger mabuk”. Cinta Laura terlalu sering menutupi fakta bahwa orang kaya memperkosa.
Bahkan saat Cinta Laura, DUA KALI di menit 13 (*ini podcast sudah sempat mandek agar WSN legaan; dan kembali lagi taping) dan menit 52, dia hanya berkata “orang2 kaya, punya jabatan, peng-implemen, menggampangkan atau ga peduliin”. Cinta Laura bersikeras bahwa konteks “kaya, punya jabatan” lebih ke stakeholders (polisi—dimana polisi di kantor2 polsek bukan semuanya orang kaya, termasuk polsek di Kemang misalnya, tempat terdekat TKP WSN nyaris diperkosa, “dibungkus”). Cinta Laura cuma menghardik “kaya, jabatan” itu dibatasi untuk “pengabai”, tapi Cinta Laura bersikeras menutupi fakta bahwa pemerkosa itu orang kaya. Disaat WSN, jelas-jelas disebelahnya, menyampaikan MINIMAL DUA kali, dua kasus, dia nyaris diperkosa, dan itu jelas pelakunya orang kaya. Sampai2 WSN (di kasus Kemang sempat sesengukan) bilang “mereka di Mobil kemudian bilang Sorry, kita salah ambil”. Si pelaku (nyaris) memperkosa WSN bilang sorry cuma karena yang dia “bungkus” Adalah public figure bernama WSN. Andai yang dibungkus orang biasa, 1000000000% pasti diperkosa. Istilah WSN sendiri (menit 28-29) “kalau bukan gue yang dibungkus, pasti mereka lanjut”
Corb bahkan menegaskan ulang – atau ga ngerti konteksnya, sikap diskriminatif Corb, sekitar menit 29-31. saat WSN bilang “sebetulnya dua orang depan (gue berasumsi asisten dan sopir) ga mabok” — dan Corb langsung nyeplos “lebih goblok lagi”. Gue berusaha memakai asumsi dua-duanya sebetulnya bawahan dan ga mungkin/berat banget untuk njotos bos nya sendiri yang mau merkosa WSN di kursi belakang. Bahkan Cinta Laura saat WSN menjelaskan “dua-duanya ini mungkin bawahannya” malah ketawa yang terkesan menghina. WSN insist–berusaha nyadar dua orang di kursi depan cuma bawahan—yang dia nyadar betul ga mungkin jotos BOS nya yang berupaya memerkosa WSN di kursi belakang, Tapi Corb dan Cinta Laura bersikeras melakukan peyorasi terkait / kepada orang bawahan/menengah bawah PASTI SELALU SALAH. Atau istilah Deddy Corbuzier: LEBIH GOBLOK LAGI.
(bule pun…lebih bahaya, punya naluri memperkosa, bukan rasial holier than thou)
Dua kasus ini (di shooting range; dan di Kemang) bisa sangat mungkin cuma dua dari lebih banyak lagi yang dialami WSN (*Which one). Yang shooting range, dia lebih legaan ceritanya, karena belum terlanjur nangis. yang cerita Kemang, dia (menit 26) sudah mulai tegar setelah nangis, dan bahkan secara tegar WSN bilang “gue apes aja itu, random people di pick up …” dan bahkan kemudian WSN mencoba lebih tegar (menit 29 detik 12an) “gue luck banget karena si pemerkosa tau gue itu Widi Vierra penyanyi, dan mereka tau gue punya tattoo,...... coba kalau yang dibungkus cewek lain, cewek ga terkenal, pasti lanjut kan, bisa aja itu dibawa entah kemana, beneran diperkosa. I was lucky”.
Bahkan jelas mantan pacarnya WSN itu jelas kalangan kaya. Tapi WSN menjelaskan “mantan gue ga suportif setelah gue nyaris dibungkus”.
Artinya WSN menjelaskan bahwa bukan hanya pelaku berniat memerkosa/yang melecehkan dia dalam dua kasus adalah orang kaya. dan salah satu oknum ga suportif menolong pasca nyaris hancur, adalah mantannya yang secara demografi: (anak orang) kaya.
Dia (WSN) tidak pernah mengatakan Kevin dan Raka (anggota Vierra lainnya) ga peduli. Listen lagi baik2 podcast nya (WSN jelaskan dukungan Kevin & Raka SAMPAI DUA KALI: menit 23 detik 3; menit 25 detik 12an): WSN yakin temen2 Vierra nya peduli, tapi karena Kevin dan Raka laki2, keduanya ga mungkin menyembuhkan luka karena ya beda gender. Ga secara utuh memahami isu pelecehan / hampir diperkosa yang dialami WSN.
Hal yang mengganggu lainnya, Cinta berusaha bolak-balik nahan WSN curcol. Tapi bahkan setelah WSN nangis (menit 11 detik 53) dan pelan-pelan tegar, WSN sendiri mengakui “turning point” dan bersedia bercerita (menit 26). Bahkan sebelum menit 26, lebih tepatnya menit 24 detik 30an, WSN berusaha “turning point” baru nyadar bahwa dia harusnya bercerita bahwa “korban kayak gue harusnya mau cerita agar lebih banyak orang ngelus gue, bukannya gue jadi diem dan bingung, gue sebagai korban harusnya aktif minta ngelus gue”. Bahkan menit 19 detik 53, WSN menjelaskan “I want to talk what actually happened” setelah dia nangis. Bahkan menit 36 WSN menjelaskan lagi-lagi “gue bersedia cerita”.
Tapi bolak-balik Cinta Laura dan Corbuzier sok ngajarin lagi.
Padahal di menit 38, WSN (terkait Kemang) dia menegaskan (orang-orang kaya bermobil, kejadian Kemang) “GUE DIAPA-APAIN”. WSN berulang-ulang highlight bahwa orang kaya/super kaya lebih bahaya dan lebih jahat kalau beneran memperkosa. WSN untungnya (ya ga ada untungnya----ucapan Corb) gagal diperkosa saat “dibungkus” di Kemang. Atau di shooting range.
Cinta Laura dan Corb secara utuh menit 16-menit 19, melakukan peyorasi “orang-orang biasa” (ga punya otak, TOA nya {mulutnya} lebih aktif bicara, buzzer) itu memang oknum parah yang bukan hanya berisik tapi juga “dominan pelaku pemerkosa orang miskin”. Menit 16-Menit 19 berusaha betul (baik Cinta Laura dan Corb) mempersepsikan orang jahat dan pemerkosa itu (pasti) orang miskin.
Yang lebih disgusting utamanya Corbuzier, di menit 47 detik 45an, menit 48-menit 49:
"Di otak anak yang ga bisa sekolah, ga punya kesempatan (pendidikan berkualitas), pendidikan itu MAHAL LOH"
Ini jelas (Corbuzier) menuduh bahwa nyaris semua kasus pemerkosaan dan atau percobaan pemerkosaan itu hanya ORANG GOBLOK, MISKIN. contrary yang jelas-jelas dicurcol Widy dimana (minimal) 2 kali kasus "orang kaya". BANYAK BANGET kasus pelecehan seksual di kampus ternama---bayarnya mahal. JURUSAN GUE PUN.
WSN berusaha menggeser obrolan, dengan cara (menit 19 detik 30an) “idiot aja, gue sering di acara TV diwawancara tapi malah jadi panggung banyolan”. Gue berasumsi WSN menggeser ulang narasi bahwa kalangan “lebih berpendapatan” (sesama artis yang jadi presenter acara2 seleb) “ga punya otak”, bisa punya naluri melecehkan pula. WSN berulang menegaskan bahwa “bukan cuma orang miskin yang harusnya diantisipasi”, tapi (kadang lebih bejat, lebih parah) adalah “orang2 kaya, atau sesama seleb” bisa punya keinginan melecehkan dan atau beneran memperkosa.
======
Setelah podcast ini, gue selalu kepikiran narasi jelek kayak gini: mba-mba bidan dan mas-mas tentara.
Ini stigma penghakiman pada orang biasa-biasa dan atau menengah bawah, meski memang terjadi beneran kebiasaan vulgar di kalangan itu (*intens bertindak vulgar, slut, secara sadar, baik kalangan bidan dan tentara, suka sama suka).
Terlepas memang banyak kejadian seksual antara “dua profesi itu” secara vulgar dan melanggar agama, tapi ini penghakiman bahwa “kejadian ini hanya untuk orang ga berpunya”.
Problemnya mungkin: saya tahu betul yang paling parah itu sebetulnya kalangan kaya. (BUANYAK) banget (oknum) Anak-Anak perempuan keluarga super kaya, dengan sesama keluarga kaya yang anaknya lulusan polisi or tentara (apapun matranya). Seksualitas dan sensualitas (oknum) kalangan kaya ini (saat diluar / saat si mas-mas tentara /polisi kaya ini cuti) lebih “nggilani”. Saya ga kaget juga bahwa banyak kehamilan diluar nikah antara (oknum) kalangan kaya ini. Cuma karena jauh lebih berpendidikan, lebih pinter nutupin aib. Istilah CORBUZIER sendiri: orang ga punya otak lebih berisik (menit 16- menit 19). Bukan cuma “kalangan bawah” yang terpaksa aborsi setelah kehamilan karena malu. Bukan cuma kalangan “halo dek” yang (utamanya di Twitter) terlalu sering beredar chat antara seorang (oknum) tentara dan wanita secara random.
======
Di awal-awal pidato, Megawati menjelaskan dia kangen buah sukun langka di Ende. Ada yang, dijelaskan, bahwa batang (indukan???) sudah dikira punah, tapi ternyata ada pohon sukun tersisa yang masih hidup. Megawati kangen makan lagi buah Sukun asli dari tanah Ende bersama warga Ende: warga dimana jelas Ende ini sama dengan Papua: sama-sama Austronesia.
Mega sayang banget dengan Ende dan warganya, dan bukan semata Ende itu tanah dimana Bung Karno terinspirasi dan meng-ide Pancasila.
Untuk menegaskan dia (Megawati) sangat sayang dengan Ende: dia masih kesal harus berbagi waktu. Mega menjelaskan akhirnya dia ga ikut bareng Jokowi ke Ende saat 1 Juni karena Megawati harus mengajar “nilai-nilai pancasila” kepada 12 rektor, dan Mega tetap memilih ngajar yang 12 rektor “agar lebih besar multiplier pengajaran pancasila-nya”. Dibanding semata seremonial acara 1 Juni di Ende. Karena (Megawati kemudian menyindir) bahwa ketidakhadiran dia di Ende diplintir “Mega musuhan sama Jokowi” ditengah panasnya tensi Pilpres 2024. Padahal Mega menjelaskan, murni dia lagi ada segmen agenda lain harus ketemu 12 rektor.
Megawati “timbul tenggelam” memang berusaha memuja ayahnya, dan segala kegantengannya. Bahkan meski Mega “bangga sebagai keturunan Soekarno”, dia menyebut langsung / benderang bahwa “Ibu saya Fatmawati, kayaknya lebih cantik dibanding saya saat saya muda”.
Saya sebetulnya lebih kepingin Mega bilang “Fatmawati punya keturunan / garis Minang”, karena bertahun lalu, saking sebalnya Jokowi dan PDIP dijahati di Sumatera Barat, Megawati bilang (di pidato yang lain) “saya ini ada Minangnya juga”. Tapi di pidato Rakernas, Mega hanya bilang “Bengkulu” sebagai identitas Fatmawati, tidak memperluas sebagai “keturunan Minang”. Publik mengenal kebencian Minang pada rezim dengan istilah 87 vs 13.
Saya lebih paham sensitivitas “hitam putih”, bukan semata saya Kraton-Minang. Tapi sadar betul, Minang, salah satu suku yang sangat dominan menghasilkan “amat putih” (termasuk ibu saya), sayanya malah item. Means, dalam kopi susu, saya kopinya. LOL. dan saya sama sekali tidak tersinggung dengan pidato rakerna Bu Mega. Alm Ayah saya bahkan ga setanned saya.
Tapi bisa jadi, Bu Mega memang slip the tongue (bakso; papua; istilah-istilah sulit seperti Rekayasa) karena, lagi-lagi: she’s 75 years old. Saya bahkan berharap Ibu saya punya umur 2 x 75 tahun, disaat Ibu saya saat ini jauh lebih muda dibanding Mega.
Bahkan Mega sempat mengatakan masalah postur tubuh. Dia sadar dirinya sendiri pendek. dan kalau memang pernikahan campur meningkatkan postur tubuh (*memperbaiki keturunan), tentu aja kece.
=======
Problem hujatan Mega, nyaris kek Jokowi: kita udah berstigma “Rezim jahat”. Tapi ga coba lihat utuh videonya kekgimana. Kita juga lupa Megawati 75 tahun. Terlepas dengan segala post power syndrome, atau “boomer stigma”.
Tapi yang lebih mengganggu adalah bagaimana WSN ga cukup leluasa menjelaskan “bahaya kejahatan seksual, pemerkosaan dari orang kaya”, dengan segala perlawanan yang dilakukan WSN untuk melindungi kemuliaan, karena berulang kali di-intercept Corbuzier dan Cinta Laura bahwa selalu yang merkosa “pasti orang menengah bawah, ga berotak”. Bahkan dia (WSN) menjelaskan “gue bisa berjam-jam di shooting range, memaksimalkan tenaga gue, untuk latihan fisik, mau seberapa parah harassment member shooting range lainnya {laki, kaya}, dan gue baru off kalau harras nya memang udah kelewatan”.
Plis banget: pemerkosa itu bukan hanya orang miskin atau biasa aja. tapi orang kaya/super kaya. WSN berulang kali menjelaskan. Orang kaya, berotak, dan karena berotak, memperkosanya / melakukan kejahatannya amat lihai dan atau bisa lolos hukum. Bukan hardikan Cinta Laura & Corbuzier “tanpa punya otak, miskin, TOA berisik, pengangguran” yang rentan memperkosa.
Tone Cinta Laura, gue udah belasan tahun mendengar dia melanglang buana per-seleb-an, nada super tinggi dan angkuh, ga akan menolong proses perlindungan perempuan. Mau sebagus apapun UU TPKS: butuh kerendahan hati, benar-benar meluas, semua lapisan yang ditangani. Bukan (Cinta Laura menghardik) cuma orang menengah bawah problemnya.
Once again:
I want to live in a country where a woman who’s raped or have been sexually harassed has more rights than the man who sexually harass women or raped her.
complaint:
prada.pradamulia@gmail.com
really feel sorry, Widy Soediro Nichlany
(List dokter terpercaya, tidak judgmental, sudah dibikin lama banget, tahun lalu. lebih lengkap dibanding carilayanan(cot)com yang dibilang Cinta Laura. Klik link, gue akan kirim satu-satu aksesnya kepisah “personal nama sheet atas nama si pemesan”, karena belum tentu netihen mau terlibat di sheet bersama: harus memenuhi beberapa syarat agar bisa edit di sheet bersama
Widy bilang menit 38, saat dia visum setelah mengalami kekerasan seksual/ga jadi diperkosa, tapi tetep (dengan lirih Widy berujar: “Gue diapa-apain”)di Kemang, dia pergi ke RS untuk bikini bukti visum. Tapi Widy dilecehkan dokter dan perawat di RS.
https://docs.google.com/spreadsheets/d/1Kc7pdEnM8zmwFQKbidbyX--xCdh3mWLV1v5SpvEy5aw/edit