(Saya terus belajar dari) Mas Tirta Romeo Gadungan, Uky W., & Kak Desta yang Tampan
"...if your life is not what it could be, try telling the truth"
Saya masih terus-menerus ngefans Mas Tirta Prayudha (Romeo Gadungan) dan… mantannya Mas Tirta. Ada mantannya yang lain lagi, yang masuk EY dan saat ini sudah jadi Direksi EY, sepertinya dulu saat dia masuk, ya saya seruangan sama dia. Sok banget anak HI daftar KAP lol banget. Tapi mantannya yang saya ngefans, bukan yang EY ini.
Saya selalu yakin ada cepu-cepu note saya. ya gaapa-apa juga. Saya berusaha membahas tiga orang, bukan hanya Mas Tirta, sebagai pembelajaran hidup banget-banget. Utamanya karena saya yakin ribuan subscriber ini note pasti puluhan diantaranya juga subscriber blog-nya Mas Tirta. Tapi saya ga yakin netihen kenal nama-nama lain yang akan saya tulis.
=========
Saya ga terlalu yakin seterluka apa sebetulnya Mas Tirta putus sama “mantannya”, yang suka banget bikin kue. Tapi menjadi sangat mencolok bahwa, dari amat banyak “following by Mas Tirta”, 250+ diantaranya akun perempuan yang saya blok. 50+ akun cowok, juga saya blok. 898 following twitter by Tirta, 250+ perempuan saya blok.
250+ dimaksud: akun-akun perempuan yang amat-amat seksi, kalau ga bisa dibilang suka banget telanjang di twitter. Saya tidak pernah sama sekali menjadi “holier than thou”. Di berbagai note lain, saya suka menyebut (diri saya sebagai) Jerk: saat pernah bersekolah islam di SMP, Saya (pernah) mencintai orang yang kini jadi arsitek di Berlin Jerman, dan masih jomblo pun.
Tapi…….
Apa Mas Tirta sebegitu hancurnya kah ditinggal sama “mantannya” ini? Sehingga dia memilih membiasakan di timeline nya penuh wanita-wanita seksi? Saya bahkan ga hitung IG ya. Solanya saya suka lihat Mas Tirta ngetwit ke akun lain dimana “saya unavailable” melihat akun tersebut, artinya saya blokir.
Saya suka banget cara Mas Tirta menjelaskan masalah-masalah ekonomi, bahkan sekalipun saya ga sependapat. Saya masih ingat betul, meski telat mengskrinsyut, betapa dia dengan cara analogi amat mudah menjelaskan betapa tidak efisien dan tidak mungkin BEP nya hal-hal pembangkit listrik terbarukan di semua negara.
Saya mengalami hal yang pernah di twit Mas Tirta tapi Mas Tirta sendiri tidak pernah mengalami: balik ke rumah besar keluarga bahwa gagal menjalankan bisnis. Saya ga yakin hampir miliaran itu seberapa banyak melukai batin saya, meski hamdallah masih punya “rumah kecil” di hadapan keluarga besar.
Saya tidak perlu mengecek lagi blog Mas Tirta, karena saya masih ingat. dia sempat merespon begini di twitter (bukan ditulis di blog) kepada temannya di twitter pasca nge-blog yang amat viral: “sebetulnya mantan gue yakin ga ngelukai atau bermaksud jahat, justru melindungi gue yang memang ga punya mobil, tapi gengsi gue sebagai cowo’ ter-potek gegara ucapan temen-temen mantan gue”.
Berbulan lalu, amat viral blog Mas Tirta tentang patah hatinya, dan semacam gejala-gejala flexing ditengah wanita (nanti ini akan berhubungan lekat dengan cerita dari POV saya tentang teman baik saya: Uky W.). Apa dia yakin 250+ wanita super seksi ini ga lebih “nggilani” lagi flexing nya ke dia kalau (misal: salah satu) dipacarin Mas Tirta. Atau dia “mengkoleksi” ngefollowing wanita2 seksi demi pemuasan diri: gue wirausaha dan gue bisa berbalik merendahkan wanita2 ini, sama seperti temen2 mantan gue melecehkan gue di parkiran Plaza Senayan bertahun lalu.
(Salah satu) Mantannya Mas Tirta adalah pembuat kue, snack sih tepatnya mungkin, yang amat handal. Di “rumah kecil” saya, masih ada semua jenis bungkus kaca dari usaha paling awal dia merintis snack tersebut, logo paling awal/paling pertama kali (saya mungkin masuk 10 pembeli pertama) sampai bungkus paling sophisticated atas produk bikinannya. Saya ga harus pakai nama saya dan pakai alamat saya tuk membeli sesuatu, demi keamanan dari terkaman hewan-hewan buas yang sempat membuat nyokap saya nyaris mati. Saya ga pernah membuang bungkusnya, dicuci ya dan ditaruh aja di gudang.
Pacarnya si Mantan Mas Tirta ini, pernah masuk IG stories, koq ya mirip banget sama Mas Tirta. Tapi entah kenapa 3 bulanan terakhir ga pernah muncul lagi stories si cowok ini. Entah mantannya Mas Tirta merindu Mas Tirta sehingga (koq ya) pacar barunya mirip banget Mas Tirta. Atau hanya teman dekat yang (lagi-lagi) putus, ya saya gatau. Saya nyaris, bulan lalu, mengirim selai langka ke dia —- yang mungkin baru akan benar-benar masif masuk Indonesia Oktober nanti produk dimaksud. Tapi ga jadi, ga enak hati.
Dengan segala ilmu keuangan dari Mas Tirta yang amat berguna. Juga mantannya ini yang suka sekali bagi tips healing dan atau psikologi untuk penyembuh / refleksi diri, mudah-mudahan kalian dapat (masing-masing) the best. Finally at last untuk masing-masing. Amin…… Mas Tirta semoga sembuh total GBS nya. Amin….
Kenapa kucinganya ga dikasih nama Prada aja sih kalau satunya dikasih nama Channel :(( #ngelunjak
#gakding
saya follow ribuan akun kucing dan wartawan asing berbagai tempat konflik. Ga cewek2 sexy kayak Mas Tirta soalnya
=============
50 jam-an lalu, google photos (karena memang fiturnya) mengingatkan saya pada image capture/skrinsyut yang saya bikin. 2 Tahun lalu. Uky bikin stories ketawa-ketawa sama (mantannya), pokoknya perempuan cantik banget, di IG stories. Karena saya penasaran sama si perempuan, saya skrinsyut, saat itu. IG storiesnya semacam main tebak kata.
Saya sudah nyadar lama bahwa sepertinya Uky udah putus lama dari si perempuan ini. Saya baru melihat bahwa si mantannya ini, ternyata menikah Juni lalu.
Damn, Uky kurang apa coba.
Uky mungkin, di jurusan dan angkatan saya, all kelas (baik A & B) adalah cowok paling flamboyan, paling perlente, atau juga paling charming lah. Saya ga pernah lupa Karimun Estilo warna merah ngejreng bersebelahan dengan Hyundai Atoz warna hitam (hayoooooo…Prada) bertahun-tahun di kampus.
Apapun kafenya, nongkrong atau cuma ngobrol, dia yang suka bayarin orang lain, termasuk saya. Mau sampai jam berapapun (*bahkan sebelum Merapi meletus, 2010), jam 2 atau 3 pagi belajar di Kafe kek. Saat masa saya kuliah, belum semenggila seperti saat ini kafe-kafe di Yogya dan utamanya SCBD (Seturan, Condongcatur, Babarsari, Demangan – bisa juga D - nya Depok).
Mobil punya. Tinggi, cakeuuup, tegap, punya. Keluarga kaya. Pekerjaannya mentereng. Setahu info yang bisa saya dapat, punya bisnis kepisah milik sendiri. Dan ditolak mba-mba Sunda. Ya gapapa dong saya ga jadi sama Wulan, hewan-hewannya aja sih yang meresahkan.
Saya yakin betul tulisan saya jauh sebelumnya tentang persahabatan Uky dengan 3 lainnya (Tyo, Haqi, Dea) sudah dibaca Uky, entah bagaimana caranya itu tulisan tersebar dan nyampai ke Uky. Tentang bagaimana meski sebegitu amat baik keempatnya, saya ga mau utang budi sedikit pun, dan sejauh mungkin mencoba mencari “Mrs Prada” yang amat jauh dari radar keempatnya. Bahkan jika sedikit banget saja ada “unsur” suatu perempuan ternyata punya koneksi dengan keempatnya, saya sebisa mungkin menyingkir.
Apa mungkin, karena Uky gagal, sudah sebegitu mesra pelukan dll dll apala apala, gagal nikah, jadi (lebih) memahami posisi saya yang rumit di angkatan? Uky setahu saya ga (pernah) vokal ngebela siapapun.
Tapi Ky….. koq foto2 di suatu akun make up artist, dihapus ya? apa wulan ga jadi nikah?
Uky, you baik banget selama di kuliah. Elo bisa dan pasti dapat perempuan yang lebih baik, Mrs Uky yang jauh lebih baik banget banget banget dibanding yang nikah Juni lalu. Amin……
Aku ga berharap banget-banget dibelain Uky atau berempat (Uky, Haqi, Tio, Dea) dibelain ditengah ratusan hewan.
===========
Saya ga bisa dan ga akan mem-liked foto IG apapun dari mantannya Kak Desta (Tampan Destawan) dan suaminya, semesra apapun dan se cute apapun bayinya. Tiap likes bisa menjadi preferensi dan muncul di feed orang lain. Dan saya ga mau itu terjadi di feed Kak Desta. Saya ga mau melukai secara tidak sengaja Kak Desta (saya suka memanggil “KakDes”, oh bukan Desi tentunya lol … meski pun ada perempuan mirip banget Desi). Kak Des sudah lah tampan dan macho banget, namanya pakai kata Tampan pula. Sungguhlah flexing alamiah.
Suatu waktu badai, saya baru turun pesawat. Karena posisinya jauh lebih mudah dicapai karena masih area tol, saya bukannya pulang ke kos, tapi ke RS dimana mantannya Kak Desta sakit. Bayangkan, ujungnya saya baru bisa pulang jam 9 malam, karena setelah sampai di RS siang-nya, kemudian badai jauh lebih menghebat dan banjir dimana-mana.
Saya yakin Kak Desta lebih berhari-hari di RS: yaiyalah, itu (mantan) pacarnya. Saat itu masih pacar.
Saya gatau apakah Kak Desta sudah punya pacar lagi. Saya sempat mencari khusus tenunan untuk Kak Desta dan mantannya, itung2 souvenir dan (saya sempat pikir) keduanya sudah siap2 akad nikah. Saya ga mau cari2 tahu sebetulnya.
Tapi…….
Kak Desta jauh lebih ekstrim menjalani “pasca putus” bahkan dibanding Kak Tirta: karena dia fotografer, dia punya kesempatan memfoto ratusan bahkan ribuan wanita, in physically ketemu, di foto pun. Bukan cuma akun2 di follow di dunia maya. Apakah itu jadi pelarian yang lebih ekstrim lasca ga jadi nikah, saya juga kurang tahu.
Kak Desta terlalu baik. Saya hanya menemui dua orang yang melampaui saya, berbagi buku sampai 5 -6 miliar rupiah agregat nilai: Kak Desta, satu lagi seorang lulusan HI tapi hidup di Lampung. Hidup Kak Desta demi anak-anak kecil.
Semoga Mrs Desta amat-amat baik melampaui mantannya. Entah siapapun itu. Amin….