Mempertahankan (analis HI) Nomor Dua (Bukan Satu) Lebih Sulit Dibanding Merebut
She isn't my partner, you are.
(Why are you telling me this, Prad)
Like I said.. I don’t and never steal thing(s) that belong to someone else. Bahkan wanita pun #lol
udah kubilang nyaris belasan tahun lalu.
Melatih tangan lagi setelah tremor sebetulnya ga mudah. Tapi ga mudah, jauh lebih terjal lagi, untuk melawan (1) oknum yang memang punya mesin amat canggih — dan dengan mudah mengganggu nama kita dalam pelacakan apapun di Google, dan punya sumber daya tak terbatas. dan (2) melawan ratusan orang yang memakai entah berapa ratus akun, di twitter, di Instagram, di facebook, untuk menganggu yang lagi nulis ini – ratusan hewan yang secara kalap, nyaris belasan tahun, cuma demi (satu) wanita.The hunter becomes the hunted.
Saya ga pernah suka banget-banget urutan satu. Karena saya terbiasa diduakan perempuan. Berulang. Dan … cukup nyantai menyadari “kelas dua, diskriminan”. Saya anak IPS— mau diapakan lagi, di SMA Yogya, yang sejak sistem pendidikan Yogya dibangung 6 dekade lalu, sekolah itu disetting sebagai sekolah IPA oleh Pemerintah dan Kraton. Diserang sistematis karena secara aktif menyuarakan “dissenting opinion” pada dosen pervert — dan benar-benar terbukti, dan sampai sekarang akademisi kelilmuan saya masih tampak melindungi— tentu saja (perlawanan yang) ga pernah mudah.
Tapi ketekunan ga pernah membohongi hasil. Bukan semata (ketekunan) melatih jari sehingga pelan-pelan tidak tremor. Tapi bahwa —- terima kasih banyak entah netihen Rusia, Ukraina, China, Amerika atau apapun negaranya, tindakan fitnah dan atau smear campaign sistematis di google ternyata —- dikalahkan oleh tulisan saya sendiri. Pencarian orang yang jelas-jelas pakai kata nama Prada bahkan kalah dibanding —- tulisan saya. Tebak: pemilik mesin super canggih di NKRI yang menyerang saya “smear” secara online sebetulnya punya hubungan dagang dengan Ukraina. Tapi yang paling peduli dan sayang meliput Ukraina pakai live blog? ya yang sedang menulis ini. Saya bahkan sampai bisa menghitung berbagai (makin banyak) orang-orang Ukraina—nyaris semuanya model, cowok atau cewek, yang datang ke NKRI harga mati sampai 17 Juli ini.
Tapi saya ga pernah merasa tenang kalau nomor satu. Saya masih lebih suka diduakan, memberi rasa nyaman menjadi underdog. Tidak mau jadi The Hunted, tapi “The Hunter”.
Tapi bahwa semakin banyak, orang terkenal NKRI yang kayaknya senang-senang saja ternyata ya — banyak banget musibah, membuat saya lebih mawas diri, dan cuma berharap orang-orang di paragraf awal, dua pihak besar diatas, ga kena karma menyakitkan lebih parah. Orang yang mengendalikan akun palsu di twitter (DAMN…. tanggal lahir di twitter yang disetting akun palsu atas nama saya aja salah, bung)---lebih milih mengontrol akun twitter dibanding saat ortunya sekarat. Kalau kata Rachel McAdams di “Mean Girl”: Why are you so obsessed with me” (*penampiln terbaik Rachel tentu saja di film Spotlight). Hewan-hewan (berwujud manusia) yang… Wulan unleash an unstoppable tide of evil. Saya gatau dosa Wulan senumpuk apa karena sedemikian unleashed nya memang membabi buta.
Tapi kalau Wulan dan hewan-hewannya mati mengenaskan dan lebih cepat, saya juga gabisa berupaya banyak-banyak. Mereka memburu saya bertahun-tahun tanpa jelas. Tanpa alasan. Tanpa ampun.
I was told.
Sebetulnya— yang lebih mengganggu dalam 3 hari terakhir bahkan bukan lagi gangguan. Menjadi nomor teratas hal-hal HI BANGEEEEETT di substack seIndonesia sudah cukup signifikan (/ terlalu drastis) mengubah algoritma atas nama saya (melawan berbagai fitnah online— dan melawan akun impersonating dengan tanggal ultah yang ngaco) »> akun twitter yang ngaco dan pernah ortunya sekarat di ICU tapi masih ngetik impersonating saya » @prada_adimulia (It’s not me, lol)
Bahwa salah satu oknum, sejak 72 jam terakhir, muncul dalam mimpi yang beneran bagus—dan selalu membuat saya (kalau kebangun) langsung cek subscribe web global apapun untuk make-sure ada kejadian major apa.
Mimpinya terlalu bagus kebangetan, sampai-sampai kupikir cerai dan nyaris mati. Tapi jika saya menjalani mimpi buruk banget dan ternyata ga kejadian baik–malah makin buruk realita atas tokoh yang ada di mimpi saya. Biasanya kalau (saya menjalani) mimpinya malah bagus/kebangetan indah—realitanya malah mati.
I don’t and never steal thing(s) that belong to someone else
entah berapa rupiah kugratiskan dan atau diskon selama kuliah. Ga pernah sama sekali siapapun yang saya tolong, online atau fisik, kuminta bayaran balik. Dan yang lebih bikin cemas: (ketakutan banget) kalau saya sampai-sampai ditakdirkan dengan orang yang sudah cerai. Literal “no longer belong to someone” but… biarkan semuanya berjalan. Temen gue bilang “orangnya jadi rebutan ribuan laki-laki tapi hanya mau memilih kamu, Prad”, tapi tidak bisa menjelaskan apakah wanita tersbeut single-belummenikah sama sekali seumur hidup or sudah cerai”
Masih ga percaya jadi nomor satu (minimal di Indonesia—bahkan di ASEAN, mungkin) sebagai pembuat hal-hal konten HI banget di substack. Bahkan (*terdesak penyembuhan agar ga tremor), saya lebih aktif nulis HI in English (apapun platformnya) dibanding si paling ngerti HI WNI di Singapur—yang bisa banget diseret hukum oleh pemerintah. Kebetulan ngeblok saya #lol
Semua perubahan algoritma dramatis ini cuma dimulai alasan sepele: obrol2 tentang berbagi akses Disney Hotstar (saya yakin pembayar 50 orang pertama se NKRI karena bayar jam 00.00.17 detik saat pembayaran Hotstar perdana dibuka di NKRI), berbagi akses MOLA, hingga Netflix, dengan eks guru bantu di pelosok Cemplang Bogor. Satu perdana sebelum rutin puluhan ribu. Obrolan ngalor-ngidul bahas sampai “Manchester Kabupaten” bahkan
Tapi seperti analogi perlawanan: musuh akan semakin melakukan segala cara. Apalagi kalau musuh mengalami kematian, dan pasti akan segala cara memfitnah/membunuh saya, apapun caranya. Its Ok.
One day, I told: “She (Wulan) isn’t my partner —- I told and admit since 2013, you are.