I Thought The Funeral Should Be More Fantastic, Amazing, but…. (*Mengapa, mungkin, Pemakaman Bisa Jadi Lebih Gegap Gempita Tapi Gagal Tercapai)
Archbishop of Canterbury, Justin Welby: “Those who serve will be loved and remembered longer than those who cling to power and privilege are long forgotten”.
Kurang Megah. Bisa jauh lebih megah, bisa “Ultra Megah” tapi gagal. Entahlah. Meski sepertinya super padat, melelahkan, banyak hal yang menurut saya Perkabungan Elizabeth bisa jauh lebih fantastis, tapigagal mencapai level tersebut. Note saya memang selalu mencari semua isu dari sudut pandang amat berbeda, baca saja sendiri semua tulisan saya.
Salah satu bukti sederhana bahwa Perkabungan Elizabeth (kedepannya akan ditulis PE, biar hemat) justru datang dari Presiden Biden.
Presiden Amerika, yang kebetulan keturunan Irlandia: bangsa yang membenci (pendudukan) Monarki Inggris. Biden kedapatan berangkat dari Chatam House ke Westminster Abbey memakai Cadillac The Beast — seperti biasa repot-repot dibawa dari Amerika. Mirip sekali film London Has Fallen (*bedanya di film yang wafat kan PM). Kenapa tetap dipakai, atau, dipaksa tetap memakai The Beast, justru membuktikan “kurang megahnya” PE: artinya protokol Secret Service dan protokol (semua pihak di sisi) Inggris masih bisa memberikan ruang eksklusif satu presiden untuk rombongan yang menyita ruang gerak keseluruhan London. Rombongan Biden bisa sampai 10 limusin, saking begitu inginnya tetap aman (untuk Biden sendiri) dan merepotkan tuan rumah.
Jangan salah. Tahun 2022 ini adalah tahun berulang pemakaman super megah, stunning. Warga Palestina, dengan dua status warga negara, yaitu Palestina - Amerika, yang dibunuh - ditembak mati Israel, pemeluk Kristen pun, diantar 3 juta warga lintas negara, lintas iman, meski tak banyak mobil ultra mewah seperti PE, dimakamkan di gereja dimana Jesus pernah hidup di Jerusalem: wanita Palestina - Amerika bernama Shireen Abu Akleh. 2 Bulanan lalu, seorang aktor Turki, diantar 2,5 juta warga di Istanbul. Jerusalem dan Istanbul tidak seluas Metropolitan London. Dua Perkabungan ini amat sesak, lebih-lebih pemakaman Shireen karena Jerusalem itu amat kecil areanya.
Macron kemarin Minggu dan Senin ini bahkan hanya jalan kaki dengan istri dan 3-4 bodyguard Légionnaire/Légion étrangère/The Foreign Région. Beckham, penerima OBE, warga kelahiran London asli, pulang kampung dari Los Angeles ke London, 12 jam antri untuk memberi penghormatan terakhir. Semua kepala negara, kepala pemerintahan dan atau perwakilan tiap negara, serta berbagai anggota kerajaan di berbagai dunia, semua memakai bus (*menurut Guardian: 5 bus). Kembali menurut liputan Guardian, karena Biden dan Istri (Jill Biden) memaksakan tetap pakai The Beast, dirinya datang telat dan terpaksa menunggu beberapa waktu agar mendapat tempat duduk di Westminster Abbey.
Jika super riuh, fenomenal, super padat, Biden mustahil mengarahkan Secret Service (/ sebaliknya: SS mengarahkan Biden) demi keamanan untuk dipaksa pakai The Beast, apapun risiko keamanannya. Biden akan terpaksa pakai bus bersama high ranking lainnya karena tidak ada ruang gerak apapun kendaraan untuk dipaksakan selain kepentingan PE. Maka karena Biden tetap bisa pakai The Beast, disitulah bukti PE malah kurang super fantastis padatnya: masih ada celah bikin rombongan ego dan eksklusif demi (keamanan) Biden.
Tapi banyak (sekali) hal yang mungkin membuat, meski seolah super meriah, tetapi justru ini PE belum benar-benar meriah.
Pada 2007, PDB Capita Inggris adalah tertinggi diantara negara-negara G7, utamanya 4 negara tertinggi PDB Capita. Urutannya: Inggris ($50,653), AS ($47,975), Kanada ($44,660), Jerman ($41,640). Pada 2021, urutannya berubah: AS ($69,287), Kanada ($52,051), Jerman ($50,802), Inggris ($47,334). Hanya 4 hari sebelum Elizabeth wafat, PDB Total Inggris akhirnya disalip India. Urutan belasan tahun terakhir yang sebelumnya (dari yang terbesar secara total) Amerika-China-Jepang-Jerman-Inggris-India, berubah menjadi India menggantikan Inggris.
Gabungan antara (1) ambruknya nilai Pound terhadap mata uang manapun [terendah dalam nyaris 4 dekade dibanding US$], (2) keengganan intervensi langsung pemerintah terhadap penyedia minyak bumi dan gas untuk warga Inggris (*Shell, BP, British Gas, dll), (3) ketidakbecusan 12 tahun Partai Konservatif dan terlebih 1 tahun terakhir Boris Johnson sebelum berpindah kuasa ke Liz Truss, membuat harga energi yang harus dibayar bulanan warga Inggris jauh lebih parah dibanding sesama Eropa lainnya yang sebetulnya juga naik parah dampak peperangan Rusia-Ukraina dan dilema boikot energi Rusia agar tidak memperkaya Rusia. Artinya kenaikan untuk warga Inggris terlalu ekstrem. 3 Pekan lalu, sebelum Elizabeth wafat, bahkan ada semacam kuis-talkshow, yang sebetulnya undian hadiah uang tunai, si calon pemenang (dalam telepon) meng-iba “bisakah hadiahnya pokoknya tagihan gas kami di Musim Dingin dibayar? Separah itu beban biaya yang diterima warga Inggris.
Presiden Macron memakai cara yang mirip Jokowi terhadap Pertamina. Presiden Macron menasionalisasi perusahaan energi EDF sebesar 10 Miliar Euro, dan memaksa EDF tidak mengambil untung, memaksa harga jual energi tetap bisa rendah/kalau naik ga ketinggian bagi warga Perancis. Berbanding terbalik di UK, dengan contoh Shell: quarter pertama 2022 (artinya belum semuanya bulan perang Ukraina-Rusia karena perang dimulai 24 feb 2022), Shell untung 12 miliar poundsterling. Quarter kedua 2022 (April-Juni), untung 12 miliar poundsterling (lagi). Separah itu.
Anda mungkin melihat sendiri, beberapa hari terakhir saat Charles (sudah jadi Charles III) menyapa warganya, selalu ada teriakan - cemoohan “kamu ga kena pajak, kami itu bayar mahal nanti di musim dingin cuma demi hangat”, atau semacam itu.
Hanya 4 hari lalu, Financial Times (kantornya di London) sendiri yang menyatakan bahwa taraf hidup warga London bisa lebih rendah dibanding Slovenia sekalipun. Khususnya lebih miris lagi, melalui riset Financial Times ini, justru saat Inggris dibandingkan dengan: Irlandia.
Irlandia tidak punya minyak dan gas. Sementara migas Inggris selain dari operasional Shell dan BP (*dan British Gas), sebetulnya ladang spesifik di teritorial Inggris adanya di dekat Skotlandia, Laut Utara, Itulah sejak lama sekali Skotlandia berusaha betul berpisah/merdeka dari Inggris. Referendum berpisah akhirnya gagal 2015 lalu, tapi Skotlandia berencana lagi tahun depan, atau bisa lebih cepat. Irlandia yang paling miskin bisa dianggap “lebih baik taraf hidupnya” dibanding 63 persen warga Inggris (kaya-miskin digabung). Seremuk itu: bayangkan bangsa yang paling bermusuhan dengan Inggris, disaat Elizabeth wafat, hidupnya jauh lebih makmur-terjamin dibanding keseluruhan warga Inggris. Data yang sama dikutip dari riset Financial Times. Menurut penelitian terpisah dari The Sunday Times, rata-rata taraf hidup Inggris bahkan akan lebih rendah dibanding warga Polandia.
Sikap “lebih hati-hati dalam tidak terlalu sangat iba” pada / karena wafatnya Elizabeth, sangat gamblang dijelaskan Trevor Noah selama lebih dari 6 menit monolog pembuakaan talkshow nya. Sama-sama Afro Amerika, sama seperti Meghan Markle. Bahkan Trevor tidak sedang membicarakan Meghan Markle. Dirinya menjelaskan “banyak sekali warga yang bahkan tidak pernah sama sekali mendapat respek dari Elizabeth, lalu bagaimana warga tersebut diharapkan bisa diminta untuk respek pada Elizabeth?”
Trevor memuji betul begitu panjangnya umur Elizabeth karena nenek Trevor juga berumur amat panjang: sama-sama 96. Saya bahkan ingin sekali Ibu saya berumur ratusan tahun. Tapi Trevor bisa begitu memahami rumitnya situasi dimana (realitanya) banyak sekali warga dunia yang apriori dan bodoamat dengan wafatnya Elizabeth, dan itu tidak cuma warga jajahan Inggris dan bangsa kulit berwarna: lagi-lagi, bangsa Kaukasian, sebelahan Inggris, sama-sama kulit putih, begitu membencinya Irlandia kepada Elizabeth. Terlebih Irlandia berperang saudara sampai 1993-1994.
Kebencian, apriori, bodoamat, amat terasa di Palestina. Suatu waktu momen, Elizabeth tersenyum lebar saat (jelang) Elizabeth memberi penghargaan pada Ariel Sharon dan Benjamin Netanyahu. (Khusus) Netanyahu, dia memperlihatkan foto-foto yang dipigura, tentng kegagahan IDF (Israel Defense Force) dan Elizabeth tersenyum lebar. Bagaimana mungkin warga Palestina dipaksa berkabung untuk Elizabeth. Apalagi Deklarasi Balfour yang memulai intrusi warga israel ke tanah Palestina pada 1917, juga gara-gara Monarki Inggris. Tidak heran Irlandia, Skotlandia begitu sayang pada Palestina: senasib.
Semua yang pernah menyaksikan (ulang) video interview Meghan Markle - Pangeran Harry dengan Oprah, tahu betul bahwa bahkan bayi Meghan ditanya apakah kulit hitam seeprti ibunya, sebegitu malunya monarki Inggris punya keturunan hitam/kulit gelap. Dua anak Meghan berkulit putih seperti Harry.
=====
SEBALIKNYA
=====
Tapi ada logika lain yang bisa pula “masuk akal”. Justru karena (12 tahun) pemerintahan Inggris dibawah Partai Konservatif yang amat kacau, yang (justru) membuat PE jadi secara tak terduga amat ramai dan megah: warga Inggris rindu monarki. Bukti ini nyata: menurut The Economist (yang juga berkantor pusat di London seperti halnya Financial Times), terjadi kenaikan persentase bahwa masyarakat Inggris (kembali) menyukai monarki — terlepas tidak bermaksud mengubah sistem pemerintahan dipimpin seutuhnya Monarki (lagi) atau tanpa PM. Kalau pemerintahannya becus, malah bisa jadi PE tidak semegah saat ini. Elizabeth dimakamkan ya normal-normal saja.
Bisa jadi, sih.
Saya teringat betul saat pemakaman Pakubuwono di Solo. Sedang krisis dua kubu keluarga diantara Pakubuwono, sang Raja wafat. Dibandingkan Kraton Yogyakarta, secara et, Kraton Surakarta tidak ada apa-apanya. Apalagi Kraton Yogyakarta bisa meminta NKRI menjadikan Yogyakarta provinsi terpisah. Tapi ya…di tanah Surakarta bisa muncul Jokowi.
Pemakaman tersebut (Pakubuwono) tampak meriah. Saya pulang dari Jakarta ke Solo. Jalanan sepanjang Slamet Riyadi penuh berjejer karangan bunga. Seolah super megah. Tapi semenjak wafatnya Pakubuwono, Kraton Solo makin redup dan terpecah.
Itulah yang saya khawatirkan pada Inggris. 19 September yang super megah, tapi kemudian semakin redup. Karena pada dasarnya pun, sepanjang 70 tahun tahta Elizabeth, Inggris dipaksa mundur karena sejarah: (utamanya) pasca PD II memaksa situasi berbagai negara merdeka.