Saya yakin (utamanya) Mas Tompi tidak pernah butuh sensasi atau apapun atas eksplorasi (yang mungkin alur ceritanya) amat kontroversial-pun-vulgar film #SELESAI yang menjelaskan interaksi laki dan perempuan. Dia (Mas Tompi) pembaca dan pendengar yang baik. Bahkan dengan kritik luar biasa membanjir, dan cacian “kode-kodean non mention” di (utamanya) Twitter. Bahkan, saat saya mengukur mention Mas Tompi mereply saya di IG, kira-kira di Jakarta mungkin sedang/jam salat subuh. Mungkin setelah subuhan, Mas Tompi membaca banyak banget twit dan no mention twit yang mencaci dia.
#Selesai yang Jangan Selesai
#Selesai yang Jangan Selesai
#Selesai yang Jangan Selesai
Saya yakin (utamanya) Mas Tompi tidak pernah butuh sensasi atau apapun atas eksplorasi (yang mungkin alur ceritanya) amat kontroversial-pun-vulgar film #SELESAI yang menjelaskan interaksi laki dan perempuan. Dia (Mas Tompi) pembaca dan pendengar yang baik. Bahkan dengan kritik luar biasa membanjir, dan cacian “kode-kodean non mention” di (utamanya) Twitter. Bahkan, saat saya mengukur mention Mas Tompi mereply saya di IG, kira-kira di Jakarta mungkin sedang/jam salat subuh. Mungkin setelah subuhan, Mas Tompi membaca banyak banget twit dan no mention twit yang mencaci dia.