
[Resume Last 8 Months of Jokowi, Incl. Last 10 Day Political Crisis] Indonesia Pariah Democracy: How Foreign Investor Really Afraid Jokowi Turn to Be Dictator
[Protests against the revised election law springing up across the country today. Indonesians will not be silent as elites attack their core wins of reformasi - rule of law and regional head elections. A lot of Indonesian angry why Jokowi now to be a Soeharto 2.0
Indonesia is not ok today. Indonesia parliament is messing with democracy, Indonesia president Jokowi is being a massive destructive jerk, many of Indonesia influential elites and intellectuals are choosing power over ethics, silence over resistance.]
Kalau sampai Wanda Hamidah, awalnya PAN, lalu GOLKAR, hanya sehari setelah pindah partai GOLKAR, ditolong amat-amat serius oleh elit GOLKAR atas sengketa rumahnya [dtiolong berbulan-bulan sampai rumah Wanda aman], tapi tiba-tiba Wanda Hamidah memutuskan keluar dari GOLKAR, artinya ada hal amat serius, yang ….. Bahkan hutang budi baik GOLKAR tidak cukup untuk memenuhi nurani Wanda. Kasarannya begitu.
Kalau sampai hanya 89 [ada yang bilang 86] anggota DPR pagi jelang rapat paripurna, dan bahkan dari Gerindra hanya 10 yang datang, sementara total anggota DPR adalah 575, artinya sedemikian serius RUU Pilkada bermasalah dimana bahkan partai ‘rezim 2024 - 2029’, partai Gerindra, partai terbesar ketiga di Indonesia, cuma datang 10 orang.
[red circle: Lodewijk]
Kalau sampai Lodewijk Friedrich Paulus, wakil ketua DPR dari partai GOLKAR [tentu jadi Waketum DPR karena amat dekat dengan Airlangga], bagian dari AKMIL, tidak bisa ‘ngapa-ngapain’ di belakang Sufmi Dasco, Gerindra, Banten, provinsi termiskin di Jawa dan termiskin nomor 29 di Indonesia, saat mengumumkan ‘ya memang rapar paripurna RUU Pilkada sulit ya hari ini karena tidak quorum / quota forum’ —- artinya ada hal yang sangat ‘stunning’ di internal GOLKAR. Lodewijk adalah ‘orangnya Airlangga’, dan amat jadi ‘connector’ antara [bisnis] Uda Hasan Nasbi Batupahat dan GOLKAR, apapun, selama bertahun-tahun, bahkan sebelum Airlangga jadi Ketua Umum GOLKAR.
[Deputy head of the DPR Gerindra pollie Sufmi Dasco Ahmad has confirmed the draft election law is dead in the water.]
Setiap hari saya terus-menerus [merasa] berdosa bahwa seorang di Lampung mengalami cacat fisiik permanen, meski dirinya biasa-biasa saja di twitter / X, karena saya membantu [secara konsultasi] Gubernur yang tidak cukup becus membangun jalan, sehingga seorang di Lampung ini cacat permanen.
Saya berusaha menyederhanakan hal yang sungguh tabu, karena pihak / yang akan saya bahas, literal memberikan bonus besar untuk saya dan bahkan —--- karena saya sedemikian hemat, bisa membuat ‘bonus’ tersebut untuk membayarkan hal-hal kenotariatan untuk dua rumah saya.
Tulisan ini saya sederhanakan dengan dua kausal waktu:
{a} Uda Hasan [Hasan Nasbi Batupahat] sebelum reshuffle terjadi, yang artinya belum jadi Ketua Tim Komunikasi Istana
{b} Uda Hasan [Hasan Nasbi Batupahat] setelah menjadi Ketua Tim Komunikasi Istana / setelah reshuffle terjadi.
[Uda Hasan di dalam Istana Negara merespon kekacauan politik dan demo di berbagai daerah]
[William A. Sarana dari Partai Solidaritas Indonesia / PSI, sekitar 2019 Agustus, pernah obrol 4 jam dengan Uda Hasan Nasbi. PSI dipimpin Kaesang Pangarep, anak Jokowi]
[Jokowi & Silhouette - Shadow of Soeharto. For young Indonesians who never experienced Soeharto, here’s a little story: one day when Soeharto was in power, book on Marxism, all related Marxism, were banned. The book was more than banned: it was, and is, illegal.]
Kebetulan saya tetirah rehat sebentar [naik motor] di suatu spbu asing/non pertamina di Purwakarta - Subang saat ini. Dengan jalanan rusak parah karena truk air minum dari perusahaan air minum terbesar di ASEAN punya sumber mata air disini. Saya tidak kebayang serusak parah apa jalanan di sekitar Klaten, Pasuruan, Sukabumi, dan Gunung Batur, tempat lain dimana perusahaan ini juga punya sumber mata air, kalau yang dekat sekali dengan Jakarta saja serusak parah ini.
Saya berusaha tidak lupa pada ‘kulit’, Uda Hasan.
==============
{a} Uda Hasan [Hasan Nasbi Batupahat] sebelum reshuffle terjadi, yang artinya belum jadi Ketua Tim Komunikasi Istana
Bagaimana pun bisnis konsultasi politik Uda Hasan tertolong utamanya / dimulai karena kesuksesan di Purwakarta.
[I’m part of FISIPOL UGM because my study, International Relation, one of 6 studies of FISIPOL UGM]
Dan juga kemudian semakin moncer karena kedekatan Uda Hasan dengan Airlangga Hartarto —- bahkan jauh sebelum terpilih sebagai Ketum GOLKAR dalam munas di Bali [13 Desember 2017]. Karena Setnov, ‘hantu amat berkuasa’ di GOLKAR jauh sejak Orde Baru, sebagai Ketum GOLKAR, BAHKAN juga KETUA DPR, kemudian terpaksa mundur karena korupsi, maka kesuksesan Airlangga menjadi Ketua Umum Definitif [bukan PLT] GOLKAR, adalah berkat kerjasama berbulan-bulan dengan Uda Hasan. Padahal di masa waktu yang sama, untuk persiapan memenangkan Airlangga, juga berlangsung pilkada yang amat strategis [dan kemudian Uda Hasan kalah]: DKI JAKARTA.
Dan bayangkan segala cara Airlangga ‘memuaskan’ Prabowo karena sadar betul Jokowi [hanya] ingin Prabowo - Gibran memenangkan Pilpres:
{1}Amat cepat mengurus keanggotaan Gibran Rakabuming di GOLKAR [dan kemudian Bobby Nasution, menantu Jokowi]
{2}Amat masif mengubah total kantor-kantor milik dirinya sendiri [bukan milik GOLKAR] untuk jadi basis tambahan konsolidasi Prabowo - Gibran [salah satu yang betnar-benar saya ingat, rumah putih amat luas, di dekat Kedutaan Besar Korea Utara untuk Indonesia di Latuharhari Menteng]
{3}Dan apapun, demi Jokowi, juga demi PRABOWO - GIBRAN.
Dan itu tidak cukup bagi Jokowi, tidak sama sekali memuaskan Jokowi. Maka saat Airlangga, tidak ada tanda-tanda, dan pun sudah makin dekat PILKADA 2024, tiba-tiba jam 2 siang, hari minggu pun, mundur, saya langsung bertanya: mau dibunuh kayak gimana Uda Hasan sama rezim kalau Ketum partai terbesar kedua di Indonesia [GOLKAR nomor 2 perolehan Pileg 2024, setelah PDIP] tiba-tiba dibunuh karirnya.
[Rumah kakak angkatan saya di SMA Negeri 4 Yogyakarta / PATBHE, Akhdiyat Duta Modjo, ‘Pak Duta’, Vokalis Sheila on 7, hanya 3 kilometer dari rumah asli Erina Gudono, meski kini menikah dengan Kaesang. Saya dua hari-an menginap di rumah teman amat dekat saya, yang hanya berjarak 7 rumah dari ‘Pak Duta’ dan semasjid Jumatan]
Yang terlintas saat Airlangga mundur, tentu saja [peran] Jokowi, dan kalimat yang saya ingat betul, pepatah ‘’....No bridge left unburned'.
Jokowi mau merusak atau menghancurkan jembatan yang mana lagi [baca: menyingkirkan orang-orang yang pernah menolong dia]
Operator Politik seperti Uda Hasan memang rentan disenggol, dibunuh literal fisik]. Legenda operator politik tapi via media sosial, terkenal dengan akun DIGEMBOK, kini tidak lagi aktif karena mati dibunuh. Bahkan berita pembunuhannya tidak pernah masuk media manapun. DIGEMBOK punya istri dan anak masih sangat kecil. Maka jika figur seperti Airlangga, hanya beberapa bulan sebelum PILKADA, tiba-tiba mundur, saya benar-benar khawatir, eks bos saya, Uda Hasan, bakal diapain sama Jokowi.
Sebetulnya saya baru membaca sekitar jam 4 sorean minggu saat itu [dengan motor] — sudah berselag 2 jam-an Airlangga menyatakan mundur, saya kira-kira istirahat until salat ashar dan kebetulan di spbu asing di Kepanjen.
Saya selalu ingat, makan malam bersama ratusan tim, di suatu hotel amat mewah di Lampung, kira-kira jam 11.30an malam, Uda Hasan berujar di depan tim:
‘Kita memang tidak memilih atau mengambil provinsi yang super strategis, kita cukup fokus di Lampung saja untuk skala provinsi, tapi kemenangan Arinal - Nunik, amat telak, tentu memulihkan segala luka dan kemarahan kita atas kekalahan yang membingungkan, di Jakarta [2017]. Melegakan bahwa kita bisa menang, lagi, akhirnya.
Saya [juga] ingat bahwa Uda Hasan tidak pernah rakus dalam ‘bagi hasil pendapatan kontrak] job survey-ing pilkada atau pilpres. Dia pernah berkata begini:
Kalian tahu ********, dia itu cuma dapat pemenangan pilpres Jokowi untuk kabupaten ****** dan ******, tapi langsung bisa beli lagi rumah mewah. Kita dapat 7 provinsi, dan khusus 1 kabupaten ******, tapi maafkan kami para Board kalau bonus tuk kalian tidak seberapa dan acara penutupan panitia pemenangan terlalu sederhana, karena kami juga ga bikin rumah baru. Kami tidak ingin mengambil jatah terlalu besar hanya karena kami yang bikin ini [konsultan politik].
Bagi Uda Hasan, LEGENDA SPIN DOCTOR, mungkin kalau bisa vulgar disebut demikian, kekalahan Jakarta 2017 tentu melukai, dan lebih-lebih, karena gagal membendung ‘spin issue’ pasca ucapan Ahok di Kepulauan Seribu. Legenda spinning kalah karena spinning. Sebelum video Kepulauan Seribu, segala survei apapun lembaga, mau bagaimanapun, Ahok masih unggul amat jauh. Setelah Kepulauan Seribu, semua runtuh.
Setelah ucapan di hotel di Lampung, kira-kira 3 tahun kemudian, pakai twitter / X, Uda Hasan berkata akan pensiun karena sudah cukup, amat sangat cukup uang, melepas keketuaan di kantornya [meski tetap owner], dan akan lebih sibuk menanam sayur, seperti sudah bertahun-tahun dia twit.
3 Hari lalu, malah dilantik sebagai Ketua Tim Komunikasi Istana —- memang pas sebagai [legenda] SPIN DOCTOR
Saya ingat [karena mendoakan bertahun-tahun] dua anak kecil bernama HIRO, yang satu anak Dr Andreas Kurniawan [juga cukup populer di Twitter] dan HIRO anaknya [kebetulan] Uda Hasan. Kebetulan, sedihnya, dua ‘HIRO’[s] ini memiliki kebutuhan khusus, itulah kenapa saya mudah mendoakan karena kebetulan gampang mengingatnya [karena ada dua HIRO]. Dan mungkin, Uda Hasan [pernah harus merasa] pensiun dari apapun dan fokus ke sayuran karena juga fokus penyembuhan HIRO.
Sekali lagi, 3 hari lalu, Uda Hasan malah dilantik sebagai Ketua Tim Komunikasi Istana —- memang pas sebagai [legenda] SPIN DOCTOR.
Saya berusaha memahami, meski tidak sekaya Aburizal, Airlangga tetaplah kaya. Saya kebetulan bagian [tidak terlalu rutin sebetulnya, tapi pernah ikut lari bahkan sambil hujan-hujanan] klub lari FIELDWAY MOVE CLUB, cukup eksklusif dan anak-anak orang kaya kebanyakan yang ikut. Tapi pada suatu hari minggu, alih-alih ikut acara FIELDWAY, saya memilih jalan sehat GOLKAR cuma karena mengincar door prize Haji dan atau Mobil. Ibu saya terlalu uzur dan sangat ingin naik haji.
Saya bisa melihat benar-benar dari dekat bahwa Airlangga benar-benar ‘dekat’ dengan para petinggi GOLKAR di acara santai ini. Bahkan [karena saya bersikeras memakai masker] beberapa anak buah Uda Hasan di tim konsultan politik diperbantukan di acara jalan sehat GOLKAR ini —- meski mereka tidak sadar [karena saya pakai masker].
Maka saya bingung sekali ‘kalau Jokowi menyingkirkan Airlangga, apa kemudian Jokowi mau bunuh Uda Hasan ——- orang yang membantu Jokowi menang Pilgub Jakarta 2012, Pilpres 2014, Pilpres 2019 ?
‘’....No bridge left unburned'.
========
{b} Uda Hasan [Hasan Nasbi Batupahat] setelah menjadi Ketua Tim Komunikasi Istana / setelah reshuffle terjadi.
[Abstention Airlangga]
Yang paling ironis saat Bahlil, Ketua Umum Golkar yang baru, kemarin malam, saat menyinggung Raja Jawa [orang-orang mengorientasi bahwa Bahlil merujuk ‘jangan macam-macam sama Raja Jawa = ‘jangan macam-macam sama Jokowi’] adalah fakta bahwa Ketua Umum yang digantikan Bahlil, Airlangga, punya keturunan kerajaan. Dan justru dirinya [Airlangga] memilih tidak hadir. Entah Airlangga merasa malu, atau muak pada Jokowi dan Bahlil.
Kebetulan peringatan 17 Agustus pada tahun lalu, Jokowi benar-benar memakai pakaian adat yang sangat simbolik Raja Jawa, karena attire baju serupa dipakai hampir semua Raja pada Kesultanan Mataram [Yogya, bukan Mataram NTB].
Dan ….
‘’....No bridge left unburned'.
Apalagi yang mau dirusak Jokowi setelah ini.
Bagaimana saya tidak terkejut, alih-alih ‘dibunuh’ Jokowi, Uda Hasan malah dijadikan posisi amat strategis. Menurut saya, dibanding posisi semua menteri dan wakil menteri hasil reshuffle, justru yang paling strategis adalah yang dijabat Uda Hasan. Terlebih jelas-jelas kekacauan makin menjadi dan makin buruknya citra Jokowi: Uda Hasan [harus] melakukan apa untuk membalikkan keadaan.
Anda publik Indonesia akan lebih cepat mendapat berita dari web media elektronik sejak malam ini karena 3 stasiun TV tertua di Indonesia serentak hari besok [24 Agustus] ulang tahun, yang artinya berbagai program / segmen lebih fokus ke ulang tahun, bukan hal-hal kekacauan politik.
Penutup, saya selalu mengenang Mang / Mas Adiono [Adi Sarwono] di Lampung, penggerak BUSA PUSTAKA.
Dia suka pakai mobil mazda nya, tapi kalau jalan super hancur, tentu pakai motor. Dia tanpa henti membangun perpus gratis.
Suatu waktu, karena terpaksa pakai motor, dia terpeleset di jalanan [super hancur] di Lampung. Tulang ekor nya rusak / cacat.
Sampai sekarang saya amat berdosa, dan terus-menerus berdosa, karena secara tidak langsung membantu Arinal menjadi Gubernur Lampung. Meski kandidat manapun yang kalah [pun] belum tentu sanggup memperbaiki jalanan rusak, tapi saya tetap merasa berdosa karena ‘memenangkan’ Arinal. Jalanan Kediri dan Tulungagung, meski amat masif tebu, tidak sehancur Lampung, meski perusahaan gula di Kediri tentu tidak seraksasa di Lampung. Karena juga ada perusahaan multinasional di Lampung, khusus pengolahan kopi - nya.
==========
[ditulis antara jam 5.30 sore - 7 malam, terjeda buka puasa dengan roti kering tabur gula / bagelen buatan pabrik majalengka dan pabrik kediri, di suatu perbukitan Purwakarta - Subang]