Seroja dan Mawar di Hijau, Propam di Cokelat
Setiap teringat IPTN dan Timor Leste, saya selalu teringat (Pasukan Khusus Operasi) Seroja. Pasukan Khusus dibawah Prabowo. Pasukan yang bersumpah melindungi Prabowo, apapun. Apalagi bulan lalu Jose Ramos Horta datang ke Indonesia. Berbagai person Seroja kemudian direkrut, dan menjadi orang-orang yang kita kenal dengan “Pasukan Mawar”. Lebih teguh lagi “pokoknya demi Prabowo.”
Soliditas Polisi, Tentara, ataupun sejenisnya, dimanapun, sangat kuat. “Jiwa Korsa” istilahnya. Yang pernah saya anggap sinting, bagaimana Komplek Paspampres, sedang otw dibangun ulang besar-besaran, dekat kantor Walikota Jakarta Pusat dan Taman Tanah Abang (agar cepat ke Istana), bahwa 90% voters di Komplek Paspampres, pada Pilpres 2019 memilih Prabowo-Sandiaga, bukan Jokowi - KH Maruf. Padahal paspampres mengawal 24 jam Jokowi. Kita tahu Jokowi amat jauh beda dibanding Presiden sebelumnya: Jokowi suka bagi2 barang ke warga. Saya pikir akan jadi kedekatan lebih vulgar-hangat antara Jokowi dan Paspampres (*dan kemudian memilih Jokowi). Padahal Paspampres aktif ini sudah terlalu jauh usianya dibanding Prabowo sekalipun. Provinsi-provinsi dimana Jokowi kalah di 2019, adalah provinsi-provinsi yang kebetulan sangat dominan generasi tua &/ amat tua militer yang masih hidup. Yang artinya masih sangat lekat dengan Prabowo.
Saya cukup kaget sekitar Natal 2021, membaca berita bahwa semua tim pasukan Mawar yang masih hidup (*artinya udah tua banget, setua Prabowo), kini (semuanya) diberi posisi ranking terhormat dan atau pos-pos strategis baik di Kemenhan ataupun TNI. Setelah dipenjara dan sebagainya, mereka mau dan sanggup bertahan lama untuk dipenjara. Untuk kemudian kini mendapat pos penting. Bayangkan jika Prabowo menang 2024.
“Tindakan tutup mulut”, “jiwa korsa” ini yang juga sedang besar-besaran terjadi di Polisi, di Polri. Jakarta seharian amat banyak sirene dimana-mana, snagat mungkin “mobil dan atau kendaraan polisi”. Baru 30an menitan lalu Kapolri sendiri yang menyatakan lebih dari 40 pejabat elit polisi ditanya, dan 25 diantaranya diinterogasi “lebih mendalam”, menjalani “Sidang Etik”. Kabarnya, 25 ini terpaksa, atau dipaksa, ditahan sementara.
Saya menduga berbagai pos-pos rahasia Polisi, bukan semata Mako Brimob Depok Kelapa Dua, sebagai tempat “penahanan tidak langsung”, sembari diperiksa. Satu-satunya berita semacam ini yang pernah saya baca dalam 5 tahun terakhir: Mohammed bin Salman, menahan ribuan putra-putri, menahan ribuan pangeran dan selir Kerajaan Saudi dan ditahan di Hotel Ritz Charlton (coba google sendiri “Purge”, MBS, Alwaleed). Saya ga lupa betapa buku kuduk saya berdiri, merinding, saat baca berita Ritz Charlton Riyadh benar-benar dikosongkan dari semua tamu penginap dan dipakai untuk menahan (sementara) putra-putri kerajaan Saudi. Penjara dalam bentuk hotel bintang 5 atau 6.
Tentang kesetiaan tiap angkatan selalu menjadi “penegasan” jiwa korsa. Angkatan sekian melindungi angkatan sekian. Di militer, di kepolisian, di semua negara, bukan hanya NKRI harga PayPal.
Saya ga kaget kasus terbaru kepolisian ini (juga) akan serumit Pasukan Seroja - Mawar. Bayangkan: hanya berselang ulang tahun Kepolisian, ultah Bhayangkara (1 Juli), tiba-tiba ada kasus ultra rumit. Saya tidak kaget tiap angkatan yang ditahan akan (setia) untuk bersedia dipenjara. Bayangkan, kasus ini dimulai dari PROPAM, divisi internalisasi (di Polri). Karena seperti Seroja - Mawar: (saya meyakini bahwa) mereka tidak peduli dipenjara karena “jiwa korsa” yang sedemikian mendalam. Keluarga mereka bahkan tidak lebih penting dibanding “rantai komando”, dibanding sesama Polisi”.
Skenario terburuknya: bahwa jika akhirnya ada diberi ganjaran hukum, mereka tidak peduli dan tidak masalah. Sama seperti para anggota Seroja - Mawar pada 1998-2000 yang secara besar-besaran disiarkan ke publik tiap persidangan militernya: kini jadi high ranking. Maka yang terburuk: kita lihat saja di sekitar 2040-2045, mendekati ultah NKRI harga PayPal 100 tahun. Seberapa banyak yang terlibat kasus Polisi ini, pada 2040-2045 menjadi pejabat mahapenting di IKN NUSANTARA.
Dan lebih sinting lagi: kerumitan kasus kepolisian ini cuma gara-gara atau demi satu …… satu perempuan.
Masalah elo sama Wulan dan (dicoba) dibunuh, diburu ratusan hewan-hewan ga ada apa-apanya, Prada.
*Pengeditan dilakukan tanpa meng-gu-gel, murni melihat taman kecil saat otw ke Masjid #SiTelatan
Saya meminimalkan gu-gel tiap menulis, agar lebih benderang kalau salah.