Harta Yang Ga Berkah: Dari Minyak sampai Pajak (Ungesegnete Schätze, Unblessed Treasures: From Pertamax to Tax)
In English - Indonesia - English again
Explosion(s) at Pertamina's Plumpang Oil Depot in South Rawa Badak, Plumpang, North Jakarta last night (around 8 pm) from several locations/angles
The incident has at least claimed the lives of 33 people (count until March 24th) and forced 600 residents to evacuate their homes.
083145569609 tuk konfirm donasi nasi gratis via uang, rekening BCA 8950366363 (STEFANUS EBEN HAEZER)
You're never busy to help someone.
Saya berkelahi terus-menerus sampai titik nadir dan apapun habis tersedot dengan keluarga besar saya cuma gara-gara satu hal: saya ga mau ambil harta yang syubhat. Minimal dua orang keluarga besar saya maki seperti ini, (1) “kalau kamu gabisa atau ga berani di area hitam putih, kamu mau jadi apa?” (2) Kamu ini ketinggal banget dengan adik kamu (*ya betul adik saya NTU). Sekujur keluarga besar saya ga ada satu pun yang mengalami “area hitam putih” yang saya alami. Tapi ya sudahlah.
3 pekan terakhir, denyut makian keluarga besar tsb (sudah lewat) tiba-tiba menggema makin keras justru karena berbagai rentetan kejadian dimana “harta apapun yang gak halal ga bakal berkah, cuma bikin orang lain nyaris mati [koma 13 hari dan belum sadar] atau mati beneran”.
Dalam 10 jam terakhir, saya benar-benar khawatir teman amat dekat saya mati di Plumpang: dia pekerja pertamina. Salah satu teman amat-amat dekat saya, bahkan bisa dikata teman pertama saya setelah saya lahir, adalah warga Pertamina. Dia ga pernah ninggalin saya sedikitpun saat saya jatuh. Glad, dia membalas WA subuh-subuh tadi. Teman amat-amat dekat selain di Brno, di Reno, di Koln, dan di Sorbonne.
Sebelum menulis kejauhan, saya cukup sportif, fair, untuk bilang (meski sangat awkward): Thanks Mas Eddy Hiariej, Wamen, yang melakukan perlawanan atas suatu sengketa. awkward, karena, belasan tahun lalu, saya termasuk sendirian, di keilmuan saya, yang melawan saudaranya, karena kasus pelecehan seksual. Semua orang di keilmuan saya membela orang dimaksud karena sedemikian charming di kampus, dan saya sendirian ngelawan. Perlawanan yang saya lakukan, menghasilkan rentetan kejadian doxing dan upaya pembunuhan yang dialami saya selama belasan tahun yang tentu saja merugikan saya secara imateriil dan materiil. Tapi entahlah, berita Kamis & Jumat kemarin membuat saya harus bilang: Thanks Mas Eddy. Fair.
saya kutip tulisan orang, sembari mengskrinsyut wikipedia siapa tau wikipedia yang section bahasa Indonesia di hack:
1]
Sengketa lahan Depo Pertamina Plumpang Koja Jakarta ini memang sudah kusut sejak tahun 1960an. Dan sampai 60 tahun kemudian pun masih belum ada hasilnya.
Semoga setelah kejadian ini, Pemerintah DKI Jakarta sanggup menyediakan lahan relokasi dan warga mau di relokasi.
2]
Kepala Jawatan Minyak Gas & Bumi kemudian menjadi Biro Minyak Gas & Bumi Departemen Perindustrian Dasar & Pertambangan (18 Oktober 1960-13 November 1963). — diambil dari wikipedia berbahasa Indonesia untuk profil Ibnu Sutowo
3]
Letnan Jenderal TNI (Purn.) dr. H. Ibnu Sutowo, D.Sc. (23 September 1914 – 12 Januari 2001) adalah mantan tokoh militer Indonesia dan tokoh yang mengembangkan Permina, perusahaan minyak negara yang kemudian berubah menjadi Pertamina serta pernah menjabat sebagai Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral). Ia dikenal sebagai sosok yang melakukan korupsi pada era Soeharto ketika menjadi Direktur sebanyak 15 Milliar Dollar ditahun 1978 dan kemudian dipensiunkan oleh Soeharto diam-diam dan menjadi ketua PMI.
— diambil dari wikipedia berbahasa Indonesia untuk profil Ibnu Sutowo
4]
Pengelolaan Hotel Sultan oleh PT Indobuildco yang direktur utamanya adalah Pontjo Sutowo telah berakhir. Ketua Dewan Pengawas Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) yang juga Wakil Menteri Hukum dan HAM, Edward Omar Sharif Hiariej atau Eddy Hiariej menyebut selama 2007-2023 atau 16 tahun mengelola Hotel Sultan, PT Indobuildco tidak pernah membayar royalti ke pemerintah.
"Sebagai catatan, selama periode 2007-2023, PT Indobuildco tidak membayar royalti (kontribusi) kepada negara dalam hal ini Kementerian Sekretariat Negara cq. Pusat Pengelolaan Komplek Gelanggang Olahraga Bung Karno," kata Eddy dalam jumpa pers di Kemensetneg, Jakarta Pusat, Jumat (3/3/2023).
Wakil Menteri Hukum dan HAM itu menjelaskan pengelolaan Hotel Sultan dan kawasan GBK secara sah dimiliki Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg). Pengelolaan itu dikuatkan dalam empat putusan Peninjauan Kembali (PK).
****dikutip dari detik
5]
Apparently the Sutowo family failed to pay the land use rights to the central government for 15 years, land on which they built and ran the Sultan Hotel (Jakarta Hilton International until August 2006), so now the hotel’s ownership and management rights go to the Indo government.
6]
Menurut Eddy, gugatan Pontjo Sutowo tersebut basi karena sudah diputus sebelumnya dan dalam PK pertama hal itu juga sudah dikukuhkan mengenai hak kepemilikan dari Sekretariat Negara.
"Berdasarkan fakta hukum yang terungkap dalam persidangan, terbukti bahwa Pemerintah Pusat telah melakukan pembebasan lahan melalui Komando Urusan Pembebasan Asian Games (KUPAG) pada tahun 1962. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1984 tentang Badan Pengelola Gelanggang Olahraga Senayan, Diktum Pertama menyebutkan bahwa seluruh tanah dan bangunannya beserta hasil-hasil pembangunan atau pengembangannya di kawasan Asian Games adalah milik Negara Republik Indonesia, dalam hal ini Kementerian Sekretariat Negara," papar Eddy.
"Terdapat pula kesaksian dari Mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin (Alm) mengira PT Indobuildco adalah anak perusahaan Pertamina, tetapi ternyata milik pribadi. Pak Ali merasa tertipu karena ia telah memberikan izin kepada perusahaan swasta untuk menggunakan lahan milik negara," sambung dia.
**** dikutip dari detik
7]
Dalam memoarnya Ir. A.R. Soehoed diceritakan kalo Kota Baru Kebayoran itu awalnya dibangun oleh Van Mook tahun 1947-1948 itu sebagai kota satelit Jakarta (batasnya sampe Weltevreden/Menteng doang). Tapi ini buyar sejak Asian Games 1962, karena dibangun kompleks olahraga Senayan beserta GOR nya. Ditambah pembangunan jembatan Semanggi memupus rencana jalan trem yg menghubungkan Jakarta-Kebayoran. Akhirnya Senayan dan Kebayoran dimasukin lah ke dalam wilayah Jakarta.
Sudah bisa dilihat 7 diatas, saya kutip semuanya. Semua saling berkelindan.
Koja, 1960an, ambil alih lahan, pertamina, Hilton - Sultan, GBK (dulu Istora), Asian Games, (area) Senayan, Asian Games. Sebetulnya bisa juga dikaitkan GANEFO - CONEFO. Ganefo sebagai acara ambisius Soekarno pengganto Olimpiade. CONEFO sebagai organisasi ambisius penggant UN/PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).
Semua, sekali lagi, saling terkait.
Sulit dibenci karena, ya tentu saja, karena ada AADC pula dalam kerumitan ini.
(Curious Ahok Komisaris Pertamina kemana/dimana? Ahok di Amrik. Spotted anak2 Kemenlu dan juga anak-anak LPDP, both dibayarin negara, datang ke seminar di Amrik yang hadirkan Ahok. Renewable Energy, selaras jabatan Ahok Komisaris Pertamina)
================
Hal semacam “tidak bayar kepada negara” juga terjadi pada area - bangunan yang mirip-mirip Istora, dan juga jadi simbol Indonesia di 1960an. Yaitu Hotel Indonesia. Tanpa menggoogle, saya ingat betul Robert Kennedy sempat datang ke Indonesia dan mengunjungi proses pembangunan Hotel Indonesia.
mengutip persis berita:
1]
Kejakgung pada Selasa (23/2/2016) telah mengeluarkan surat perintah penyidikan (Sprindik) dugaan tindak pidana korupsi antara PT HIN dengan PT Grand Indonesia. Sprindik tersebut terdaftar dengan nomor Prin-10/F.2/Fd.1/02/2016.
Menurut Kejakgung, pemilik sebagian besar saham PT Grand Indonesa, PT Cipta Karya Bumi Indah (CKBI), menjadi pemenang lelang pengelolaan kawasan Hotel Indonesia, Jakarta, dengan sistem kontrak build, operate, transfer (BOT) pada 2004 lalu. Kemudian sesuai kontrak tersebut, PT Grand Indonesia membangun satu hotel bintang lima, dua pusat perbelanjaan, dan sebuah fasilitas parkir.
Namun, PT CKBI membangun dan mengelola Menara BCA dan Apartemen Kempinski Residence yang tidak tercantum dalam kontrak BOT. Akibatnya, negara tidak menerima pendapatan operasional dari dua bangunan itu. Dari sinilah Kejakgung menduga negara mengalami kerugian sebesar Rp1.290.000.000. Angka tersebut masih bersifat sementara dan masih dalam penghitungan.
Apakah kemudian dengan kemenangan di area GBK-Hotel Sultan membuat pemerintah percaya diri melanjutkan gugatan ke kasus lainnya (ex Hotel Indonesia)? gatau juga. Mungkin dibawah radar media.
DUA (2) hotel yang berubah nama, kebetulan. Hilton jadi Sultan. (Hotel) Indonesia jadi Kempinski Indonesia. Dengan dua pihak yang berbeda. Tapi dulunya, minimal 60an, keduanya hal yang sama: simbol yang dibangun Soekarno (*dalam hal Senayan, maksudnya Istora, Soekarno belum nyampai ke bikin Hotel Hilton).
Saya tahu betul, tanpa gugel, karena membaca di Intisari (dan tidak bisa dilupa): Hilton Senayan dibangun untuk menjamu tamu KTT nonblok. Maka dibangun gedung (1) Convention Center dan (2) Hotel Hilton. Saat 90an selesai dibangun mungkin masuk Top 5 bangunan dengan atap terbesar-terluas di dunia (selevel dengan Pabrik Boeing, dan Pabrik Ford). Hanya satu orang pekerja yang tewas selama pembangunan Hotel Hilton dan JCC.
Dan saya ga lupa cerita lucu lainnya, kali ini dari Majalah HAI.
2003-2010. Aktif-aktifnya Indonesia, meski diguncang / aktif-aktifnya terorisme, bom bolak-balik, kerja keras undang artis luar negeri agar manggung di Indonesia. Kemudian Avril Ramona Lavigne bersedia. Menurut Majalah HAI, Avril takjub saat melihat Istiqlal. Masih menurut HAI, entah bagaimana rutenya (koq bisa melintas Istiqlal, atau jangan-jangan diinapkan di Hotel Borobudur yang seberangan sama Kemenlu-Kemenag-Istiqlal, sehingga Avril bisa lihat Istiqlal), Avril menuliskan syarat (RIDERS LIST) untuk bersedia manggung di Indonesia, salah satunya, adalah rute yang dia lewati tidak boleh melewati Hotel Hilton. Karena saat itu dia (Avril) musuhan dengan Paris Hilton. Saya sendiri cukup amaze “bagaimana Avril tahu ada Hotel Hilton di Jakarta”, atau mungkin ini tim asistensinya Avril yang search tentang Jakarta dan Indonesia saat terima proposal “manggung yuk ke Indonesia, Mba Avril.”
=============
*tidak ada tas mewah PRADA, hanya balenciaga dan LV. sad
Saya ga yakin harta Pak RAT cuma 56 miliar.
Tapi keseluruhan harta Pak RAT sesungguhnya, anggaplah 560 miliar atau anggaplah satu triliun, ga akan bisa menutupi potensi lesunya / boikot pembayaran pajak karena derasnya kebencian kepada pihak pemungut pajak. Anggaplah harta pak RAT disita untuk menutupi kerugian negara karena drastis berkurangnya pendapatan pajak, ga bakal nutup. Harta yang ga berkah.
mengutip lagi ucapan orang lain, sama sekali bukan ucapan saya:
RAT ini jadi Kepala KPP Modal Asing tahun 2016-2019. Seru nih kalo ada lawyer berani cek ombak WP dia pake FCPA atau Anti Bribery Act dan sejenisnya.
Sampai detik ini tulisan ditulis, mari kita doa kesembuhan tuk David karena sudah (kurang lebih) 13,5 hari dia koma.
==========
At least 19 people were killed (accumulation so far, until 11 pm, Saturday, March 4th, 2023) after a fire broke out on Friday at a fuel storage depot operated by state energy company Pertamina in South Rawa Badak, Plumpang, North Jakarta, a tally displayed at the scene by the city's main fire station showed, detiks coverage reported.
The fire, which started after 8 p.m. (Friday, March 3rd), sent nearby residents in the densely populated areas into a panic, some of whom fled with their belongings, footage from broadcasters showed. The call center of Jakarta's main fire station said it had dispatched 51 units to the Plumpang area, adding that the blaze was huge, Reuters reported Satriadi Gunawan, an official at the North Jakarta fire station, told news channel Kompas TV that the fire had started to spread to surrounding houses.
Eko Kristiawan, a Pertamina communications officer, confirmed the incident. “A fire has broken out at a reception pipe at the Integrated Terminal BBM Jakarta, Plumpang,” Eko said in a statement quoted by Tempo. “Efforts to mitigate [the incident] and evacuate workers as well as residents around the location are being made in coordination with all relevant parties,” he said. The fuel depot has a capacity of over 300,000 kiloliters, according to the energy ministry. In January 2009, a fire broke out at several storage tanks which were estimated to have about 2 million liters of fuel at the Plumpang depot. At least 47 fire appliances were deployed to put out the flames, which were more than 30 meters high.