Kualat (Sebagian) Pekerja Tech Startup Dan Flexing
Sebagai pendosa, ternyata sedalam itu QS2: 152-153 bagi saya yang ga religius amat
Sabar, sabar, sabar di tengah “winter”
Semua user Twitter Indonesia, at least 60-65% user regular, tahu betul setidaknya satu orang, dari entah berapa orang, di balik akun HRD paling suka flexing sedunia. Bahkan nama akun orang tersebut selalu dimention barengan dengan (me-mentioned) akun HRD ini.
Suatu waktu akun HRD dimaksud berubah menjadi "akun jualan keyboard". 600+ tweets cuma oleh / cuma merupakan retweet atas foto keyboard yang dipamerkan tiap orang. " tiap orang" ini, nyaris 97% pekerja WFH saat covid: menikmati gaji tetap bahkan (mungkin) bertambah disaat covid, di rumah. Disaat (pula) sebagian besar lainnya mengalami penurunan drastis gaji, menjual apartment (bahkan fire sale) dan segalanya. Mungkin, seorang senior saya, udah kek Kakak bagi saya, bertualang ke/mengelola berbagai pabrik di negara lain, tidak pernah menikmati WFH karena tidak akan boleh WFH, pasti ketawa terbahak atas adu pamer keyboard. Terakhir kami zoom, terlihat peralatan di sekitar meja dan komputernya amat biasa saja untuk ukuran pernah managing pabrik multinational di negara 16 ribu km dari Jakarta.
Cuma dalam 4 bulan dari linimasa adu pamer keyboard orang2 WFH, mostly orang2 tech / bidang bisnis tech di startup, kemudian dikejutkan dengan minimal 4 perusahaan startup. Minimal jika saya boleh bedah neraca keuangannya: 3 diantaranya tidak atau bukan startup yg amat bergantung dengan china &/ funding dari China &/ investor dari China. China saat ini mengalami wipeout yang------masih simpang siur skala wipeout nya berapa. Ada yang menghitung sekitar US$4,5 Trillion, ada yang hitung kurang lebih US$ 8 Trillion. Bahkan ada yang perkirakan 10 T. Minimal Beijing, Politburo China, pemerintah pusat, memberi stimulus dadakan US$ 5,3 trillion ---- masih mungkin bertambah. Bertambah dalam wipeout nya, dan juga bertambah pula stimulus yang dirogoh pemerintah China.
Apakah kemudian orang-orang pamer keyboard ini, mostly WFH justru karena bidang kerjanya tech dan atau divisinya tech, terkena dampak atas hal2 yang dibicarakan 7-8 Hari terakhir, saya kurang tahu.
From this:
To This:
To this:
(*jika anda di area WIB tidur jam 9 malam, di luar negeri, antara jam 10 malam-3 pagi terjadi layoff sampai sebanyak 5 lembaga, sekritis itu situasi ekonomi: Coinbase; Secure; OpenWeb; Redfin Corp; Compass)
July 1st:
Alih-alih bersyukur (QS 2:152-153; mungkin yang agama lain punya rujukan ayat lain sesuai kitabnya), Disaat kolapsnya, meriang2nya start-up tech di Indonesia, masih ada flexing beberapa selebtwit verified account "gue yg penting lunas mobil dan rumah, gue jago itung valuasi,hubungi gue aja”. Ini pun bukan humblebrag,tapi gatau malu jualan kapasitas diri sembari flexing. Alih2 beneran mawas diri bahwa krisis amat mendalam di China harusnya (mawas diri) pasti lebih bleeding lagi di NKRI selaku “awardee funding”——merujuk istilah LPDP, dimana sebagian petinggi startup tech memang lulusan penikmat pajak meski keluarganya jelas amat kaya dan ga patut ambil LPDP. Investigasi TIRTO sendiri menunjukkan amat dominannya lulusan LPDP masuk startup.
(*firing nya masif/banyak, tapi merektrutnya jalan terus, bahkan bisa aja yg kena PHK dan yg mau masuk pertama kali baru akan masuk kantor di hari yang sama. Hanya di Swedia/lembaga seperti Klarna {masuk pegawai baru — keluar yang kena PHK di hari yang sama}? Oh di Indonesia pun terjadi. Kepongahan, flexing tetep dilakukan orang2 sektor tech, berbalut humblebrag. Gimana mau ngasihani coba?)
Kadang nyolot flexing ditengah limbung dimana2 seperti ginian minta disapu beneran sama krisis yg lebih gede. Kecakepan.
Saya lebih ga kebayang dengan ——- (flexing) setidaknya sampai 15 akun, gatau akunnya namanya apa saja. 15 screenshot yang di tweet berseri, 15 tweet/lebih, oleh akun HRD. DM DM yang di screenshot dan bertulis kurang lebih “.… halo min.. Gue Programmer, masih under kepala 3 tapi gaji udah tiga digit. Di Singapore. Lagi nyari cowok mapan —— kalau bisa anak tech juga, gapapa ga seiman yang penting jalanin dulu kalau cocok. Sensor nama gue ya minnnnn”.
Pokoknya semacam itu DM DM yang di screenshot dan di posting ulang. Beberapa orang bilang yang DM sebetulnya nipu data. Entahlah.
(Lagi ngekasihani yang start-up, with latest shock in Syipo, orang startup nya sombong dengan pamer akan kerja cuma 4 Hari. Ya pantes Elon ngamuk sama penikmat WFH)
Kalau 3 dari 4 startup dalam pembicaraan sepekan ini bahkan bukan yang dominan "terbantu" duit/investasi China, bayangkan sendiri yang amat bergantung dana China ---- disaat China masih meriang.
Dan dengan fakta bahwa saat Mei - Oktober 2020 (mungkin sampai 2022 ini) masih gila2an fire sale bahkan rumah tapak, bayangkan anak2 muda yang 5 bulanan lalu pamer keyboard. Sangat mungkin pelan2 menjual hal2 kecil, atau berhemat drastis. Apalagi yang terdampak. Dan kebanyakan "para penikmat WFH" ini mulai rakus membeli saham. Mungkin Crypto.
Specific saham aja deh. Dan masalah nya: kembali ke paragraf awal, salah satu admin akun HR (*bukan akun orang, tapi acclaimed HRD Center) paling populer sedunia (karena impresi tinggi banget, dan apapun yang ditwit bisa jadi trending topic Twitter) adalah pekerja startup tentang menanam saham. Dan kebetulan (bukan dia nya) sesama pekerja di lembaga startup tersebut sering banget flexing gaji, fasilitas, duniawi WFH di Linked LinkedIn dan Twitter. Dengan wipeout Triliunan dollar di berbagai Bursa global (utamanya Shanghai & Wall Street), bagaimana kalau orang2 Indonesia yang less-knowledge kehilangan aset karena salah bertaruh di saham cuma ikut2an keren di berbagai social media?
Mungkin karena saking muaknya, seorang pekerja perminyakan (sudah amat senior) memaki dengan "kalo kamu posisinya tinggi gak? kan sering banget tuh ngetwit isu-isu yang lagi rame di twitter"
___________
Salah satu starap yang lagi super rame dibicarakan adalah suatu layanan kemudahan pembayaran secara digital dibawah BUMN. Dan starap ini sebetulnya sangat masif "memberi diskon lebih besar" di belasan ribu mini market dan ratusan supermarket ----- terbantu luasnya jaringan BUMN tersebut.
Layanan semacam ini sangat butuh dan atau berintikan QRIS. seorang yang bekerja untuk lembaga Singapore, "si paling deket" sama Bank Indonesia, paling ngerti dah, juga pekerja WFH, mungkin bakal bingung kenapa sedemikian makin masif nya pembayaran digital sejak covid ---- logika bahwa jelas2 memudahkan, koq malah starap tersebut kena dan diberitakan selama 7-8 Hari terakhir. Banyak ternyata yang muak sama si "ahli QRIS" ini. Entah (1) karena suka banget flexing apartemennya yang mewah dengan duit Singapore, atau entah flexing "si paling paham QRIS" ----- sehingga dimaki juga yang paham hal2 QRIS Dan lainnya. Kupikir cuma saya yang------- yang ngeblokir dia.
-----------------
Saya masih ingat betul kasus bunuh diri anak ahensi bertahun2 lalu. Hanya berselang beberapa waktu dari kejadian serupa di Jepang. Saya yakin bahwa kita harus bersyukur amat tinggi order kerjaan. Dan bahkan dengan remuneration dan atau putaran duit setinggi itu, ada yang ga sanggup dan kemudian bunuh diri. Saat berita bunuh diri pekerja ahensi di Indonesia, saya baca beritanya agak nelat, di jam 2an pagi, masih berkutat programming dan berkutat kerumitan berbagai web tiap cabang negara dari suatu perusahaan multinational, benar2 saya masih di kantor untuk mau wudhu dan tahajud lalu-----tidur di kantor karena ga kuat pulang ke kosan.
Konon, bunuh diri banyak banget ---- tapi ga terpantau media, tentang &/ dilakukan orang-orang yang terlanjur beli/cicil aset supermahal. Dan atau gaya hidup terlalu lavish di Indonesia. Lalu kaget saat covid dimana2. Fire sale dimana2. Konon.
Saya khawatir banget gelombang bunuh diri akan banyak terjadi pada usia2 produktif, istilah Jakselnya "anxiety berlebihan", karena perputaran berita2 yang terjadi 7-8 Hari terakhir. Ga sempat minta tolong rujukan psikiater dll. Saya sudah bikin list jauh-jauh hari, sejak 10 bulan lalu, justru karena pelecehan seksual dll. Saat k]Kak Sonia Eryka ask to Twitter gimana ya mendata nama2 dokter yang sopan, no voyeurism, ga judgmental ——- dan beneran saya bikin list excel-nya (search Twitter aja “Sonia Eryka dokter”. Dan bukan saja psikiater tapi dokter specialist lainnya. Saya bener2 takut banget "yang butuh psikiater karena anxiety, bersikukuh tidak mau ke psikiater". Padahal banyak yang murah bahkan sebagian gratis, sudah saya rapikan datanya.
-----------
Saya peduli banget (kembali-----artinya sempat ga peduli) sama seseorang sejak April 2020. Dan kebetulan pasangannya kini pekerja yang jelas2 division tech banget. Dengan tech startup lagi "goyang" banget sejak 7-8 Hari terakhir, Saya khawatir sama dia. Meski..... Ya bukan siapa2. But alone, I was told about “Limbung” Startup since April 2020. Alone to care since April 2020.
Sama seperti senior saya (*saya jelaskan di atas), memang lebih tenang biasa2 saja Dan sederhana saja. Berbagi makanan ke sesama WFO ---- kubu atau pihak yang menerjang covid sejak Maret 2020 karena jelas bisnisnya ga mungkin dijalankan dengan privilege "nyantai" WFH. segala risiko mati kena covid, dilawan. Berbagi solidaritas dengan yang ga punya privilege WFH ria.
-------
Saya mencoba menutup dengan yang lebih ekstrim. Suatu akun populer tentang audit sempat me retweet suatu tweet, yang bunyinya gini "gue sampai kadang berdoa agar kecelakaan ditengah jalan otw ke klien, biar klien ga perbudak gue. Udah kek prisoner of azkaban".
Akun yang sama meretweet pula seperti ini “... Big 4, dirawat di RS udah lewat 5x dalam setahun belakangan ini, tipes lah, gerd lah… “
Ini bahkan belum 1 Juni 2022.
Saya tahu betul semua pekerjaan ada resikonya. Ga ada kerjaan yang " aman".
Tapi setelah "Badai di Tech startup", si penge-tweet yang merasa kayak prisoner of azkaban, gabisa WFH karena harus ketemu klien disaat covid masih parah2nya, mungkin akan jauh lebih bersyukur. "Ternyata keharusan tatap muka ke klien yang gue jalani, yang amat berisiko dimaki klien, gue ga punya privilege WFH, cuma privilege reimbursement, ga sebanding anxiety badai tech startup".
Iya. Bersyukur. QS 2: 152-153
Seutuh ketikan ini cuma pakai note manual bawaan hp. tidak diketik di laptop dengan keyboard yang fancy. Atau di desktop dengan keyboard yang fancy. Duit nya lebih berguna ngenyangin sesama yang ga punya privilege WFH.