Selamat IWD Hari Perempuan Internasional, Bu Mulyani: Dihajar Kasus Remaja sampai 300 Triliun Transaksi Aneh
“Gara-gara terjerat kasus psikotropika, (ALMARHUMAH) Vanessa Angel jadi kesulitan finansial. Apalagi kasusnya terjadi bersamaan dengan Covid-19.” (Tribunnews, 17 Oktober 2020).
Kalau Kakak (almarhumah) nya kesulitan keuangan, kenapa adiknya dalam kurang dari setahun bisa punya rumah 13 miliar? Kenapa ortunya tidak mau diwawancara wartawan atas (kesuksesan) anak yang lebih muda. Bukan, bukan sama sekali melukai jenazah / orang yang sudah wafat. Kalau premis berita “ini hasil kerja keras "F bertahun-tahun, paid off, lha kakaknya (almarhumah) Vanessa koq sampai kesulitan keuangan. Adiknya, “F”, egoiskah sehingga ga mau nolong almarhumah?
Selamat hari perempuan internasional, F
Kalau kita murka ke Menteri seprofesional Sri Mulyani bahwa diduga banyak bawahannya, pegawai Kemenkeu punya harta TRILIUNAN (no, bukan cuma Miliar, TAPI TRILIUN), kenapa publik ga bertanya harta yang aneh di bisnis atau profesi lain.
Bu Sri Mulyani, selamat hari perempuan internasional, Bu.
Yang paling klasik dari (saya) Prada terkait logika harta kekayaan adalah kebencian LPDP: bagaimana mungkin ortunya udah amat kaya raya, dianya sendiri adalah artis yang mejadi brand ambassador (per sebelum abil LPDP) 15 merk, tapi tetep aja ambil LPDP. Fair.
Tulisan / note ini (meski diawali pamer rumah 13 miliar dari seorang artis), justru berintikan tentang Bu Sri Mulyani.
Saya cukup kaget saat Sri Mulyani nyaris menangis dan marah (*nada terlalu tinggi) saat diinterview Andy Noya. Unik, langka, dan tidak biasa.
Sampai tengah malam ini, minimal saya memahami bahwa ada 3 pihak yang melakukan wawancara eksklusif dengan Sri Mulyani:
Rosiana Silalahi - Kompas (visual, video)
Andy F. Noya - Metro (visual, video)
TEMPO (teks, ditulis ulang di format Majalah, Majalah edisi bahasa Inggris, Koran — sehingga bias seperti apa ekspresi asli SMI saat diinterview)
Sebegitu terpojoknya Sri Mulyani, mungkin kelepasan, dan memang nada Sri Mulyani sangat tinggi, SMI sampai berkata (yang secara tafsir sebetulnya bisa dianggap merendahkan Andy Noya) dengan berkata “okelah saya paham ini cuma / demi entertainment (interview ini).
Sri Mulyani tentu secara sadar — amat tahu bahwa sudah cukup elit posisi Andy Noya, bukan wartawan baru kerja 5-6 tahun. Bisa dikata Andy Noya lebih senior dibanding Rosiana Silalahi, meski Andy tidak seaktif dulu sekali saat Kick Andy in peak rating. Bahkan Andy Noya adalah wartawan Indonesia pertama (/ kedua, agak lupa Jaya Suprana lebih dulu atau Andy Noya) yang berani acara khusus di TV pakai nama sendiri (ala CNN Anderson Cooper, atau MSNBC acara khusus Mehdi Hasan) sebelum pelan-pelan jadi tren di Indonesia.
Bisa dikata belum sampai 25 juta orang menyaksikan ulang YouTube Andy Noya - Sri Mulyani, kemarin selasa dikejutkan “transaksi akumulasi 500 Miliar”. 10 Jam lalu, publik dikejutkan dengan “transaksi akumulasi 300 Triliun”.
083145569609 tuk konfirm donasi nasi gratis via uang, rekening BCA 8950366363 (STEFANUS EBEN HAEZER)
You're never busy to help someone.
Menurut Hans (Jakpost), sangat mungkin beberapa orang pejabat pajak punya kekayaan Triliun, bukan lagi skala miliar.
Babak belur. Sudah susah-susah menjawab (hampir menangis, pun nada amat tinggi) cecaran Andy Noya, beruntun makin sinting kelakuan anak buahnya.
Setelah sempat diluar sistem (baca: terserempet peluru karet di depan DPR), saya sempat di dalam gedung. Saya berada di dalam ruangan (balkon) saat rapat-rapat menegangkan Sri Mulyani vs (utamanya) Golkar dalam hal Bank Century yang harus di bailout pemerintah. Sampai akhirnya Sri Mulyani “mengalah” off dan ke Amerika Serikat. “Pak Agus Marto, jangan nangis ya Pak di depan TV, di depan wartawan, nanti Rupiah anjlok,” suara Sri Mulyani tersendat sambil menangis saat pidato perpisahan.
Saya rasa hanya momen itu (dia off dari Kemenkeu) dan saat staf Kemenkeu di antara pesawat jatuh, dimana Sri Mulyani menangis. Mungkin juga saat Almarhum Marie Muhammad wafat. Tapi yang terfoto dan terpublikasikan oleh wartawan, hanya saat SMI good bye, dan saat SMI memeluk (sambil menangis) istri dari suami pegawai Kemenkeu yang pesawatnya jatuh. Sangat mungkin gara-gara kasus “hampir mati” David disiksa secara brutal, Sri Mulyani menangis. Istilah yang dia sebut sendiri di depan Andy Noya “kini Kemenkeu semuanya harus mengalah, mengorbankan perasaannya, karena kami Kemenkeu jadi sorotan publik, kami ga bisa memposisikan jadi korban, saya paham posisi kami disorot betul publik dan kami berusaha memulihkan kepercayaan publik.”
Mungkin karena bawaan wartawan 4 dekade, jadi Andy Noya begitu sadis-berimbang mencoba menguliti Sri Mulyani saat interview eksklusif. “Logika berpikir masyarakat”, istilah Andy Noya.
Anda bisa lihat sendiri di YouTube terkait Andy Noya - Sri Mulyani. Sampai tengah malam ini, saya masih bertanya semacam ini :
“jika Sri Mulyani berkata ada 200 lebih oknum Kemenkeu dipecat tapi tidak dipublikasikan ke publik, kenapa RAT, sudah dilaprkan - dicurigai sejak 2012, bisa lolos 11 tahun. Logikanya menjadi, apakah 200 lebih onum itu lebih pamer di medsos sehingga lebih cepat terdeteksi Kemenkeu dan lebih cepat dipecat? Masalahnya, apakah publik sadar 200 lebih ini, minimal 10 saja, siapa saja oknum dimaksud, kalau memang pamernya jauh lebih pamer dibanding RAT? Masalahnya, RAT dan keluarganya ultra pamer, artinya 200 lainnya yang dipecat duluan lebih menjijikkan pamernya ke publik, tapi siapa? Kalau sampai 200 lebih, harusnya sudah ada seismik kebencian publik pada Kemenkeu, lha wong satu pihak bernama RAT saja sudah menimbulkan kebencian sebegitu parah, apalagi 200.”
Itulah. Kalau anda per hari ini (8 Maret 2023) menambah daftar oknum bea cukai Makassar dan anaknya jadi sorotan publik karena bermewahan BALENCIAGA (*maaf, bukan PRADA), atau istri polisi terkaya sepanjang sejarah Indonesia inisial ‘T M’ memakai Louis Vuitton (*sekali lagi, maaf bukan PRADA) di area difabel di ruang persidangan, harusnya anda marah kalau artis “F” membiarkan kakaknya “miskin” di 2020 (almarhumah Vanessa Angel), kalau “F” sendiri mengumbar statement “rumah 13 miliar ini) hasil bertahun-tahun kerjaku.” 2 tahun kerja, jadi 13 miliar? 10 tahun? atau bagaimana? Cek lagi paragraf awal tulisan ini.
Sri Mulyani amat sensitif akan ucapan “suntikan modal”. 800 Miliar suntikan modal likuiditas ke Bank Century membuat dia digebuki secara politis dan good bye dari Menkeu. Pada saat interview dengan Andy Noya, dia menyebut posisi pemerintah yang cukup kompleks untuk BUMN dan apapun aset yang dimiliki pemerintah, dengan sebutan “Ultimate Shareholder.” Sebelum interview dengan TEMPO, atau dengan Andy Noya, atau dengan Rosiana Silalahi, di suatu seminar, dia berujar “saya takut ditelpon Pak Basuki [Kemenpupr], butuh duit apa lagi dan untuk bangun apa lagi,” dan seluruh gedung tertawa. SMI betul-betul sensitif pemakaian uang.
Beberapa kasus di BUMN menunjukkan bukan sama sekali korupsi, tapi “apes” benar-benar situasi salah strategi pengembangan bisnis, dan terlanjur satu dua pejabat pernah ditahan penjara. Ahli hukum menyatakan bahwa kerugian negara yang bukan karena korupsi, tidak sepatutnya membuat direksi atau pejabatnya kena hukuman penjara, karena ya memang apes saja situasi bisnis. Kasus paling rumit bahwa “ini bukan korupsi, tapi murni salah bisnis, tapi lagi, angkanya kegedean” adalah Pertamina.
Problem: begitu banyak warga Kemenkeu menjadi komisaris di berbagai BUMN (& sangat mungkin perusahaan swasta). Khusus BUMN, kembali mengutip SMI, sebagai representasi “ultimate shareholder.” Kalau swasta, gatau sebetulnya “pantas atau tidaknya”. SMI tahu betul sadisnya DPR bertanya-tanya “uang PMN [penyertaan modal negara] ini kepakai jadi apa hasilnya.” Jangankan PMN, lagi-lagi, SMI dihabisi cuma untuk menolong likuiditas Bank Century.
Lalu bagaimana startup - startup yang layoff, padahal dapat dana pemerintah. Telkomsel pada GOTO. traveloka dikasih INA (Indonesia Investment Authority - SWF nya Indonesia). dan begitu banyak startup ditolong likuiditas negara. Kalau di BUMN terlanjur beberapa orang dipenjara karena ‘salah itung bisnis”, kenapa startup ga kena?
Sayang banget Wulan begitu pengecut yang kemudian off dari Traveloka, saat terlanjur rumit limbung. Entah berapa Triliun debt yang terjadi saat Wulan off dari Traveloka.
Dan entahlah. Saya merasa ga adil bahwa saat Pertamina dihukum karena “ini bukan korupsi”, tapi kasus menguapnya uang dan atau valuasi di startup ya bebas-bebas aja elit nya, petingginya. Utamanya yang (startup tersebut) jelas-jelas mendapat suntikan dana dari pemerintah yang mungkin ditukar menjadi saham, dan kemudian pemerintah menjadi, istilah Sri Mulyani, “ultimate shareholder”
Saya yakin Kamis, Jumat, dst akan makin banyak lagi personel Kemenkeu diungkap kebobrokannya. Saya begitu percaya bahwa memang ada orang-orang tertentu di pajak yang punya kekayaan triliunan. “makin ahli, makin pinter mengakali.”
Jadi, selamat hari perempuan internasional, Bu Sri Mulyani. Yang sabar bu.